Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk harus mengerem ekspansi kebun sawitnya. Tahun ini, perusahaan dengan kode saham ANJT harus merevisi target penanaman sawit. Semula Austindo Nusantara optimistis bisa mencapai target penanaman baru seluas 5.379 hektare (ha). Namun, di kuartal empat tahun ini, Austindo menurunkan target 32,48% dan penanaman baru kelapa sawit tahun ini hanya 3.632 ha saja.
Pengurangan itu dilakukan untuk kebun-kebun di Sumatera maupun Kalimantan. Misalnya, di Sumatera Selatan, tadinya Austindo akan melakukan penanaman baru 2.000 ha namun kini menjadi 1.500 ha saja. "Target ini direvisi turun menjadi 500 ha karena proses kompensasi tanah yang masih berjalan," ujar Naga Waskita, Sekretaris Perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk kepada KONTAN belum lama ini.
Hal yang sama juga dilakukan di Kalimantan Barat. Semula, target tanam baru di Kalimantan Barat luasnya mencapai 3.379 ha. Sekarang, Austindo Nusantara merevisi target tersebut menjadi 3.132 ha. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2013, luas areal tertanam kelapa sawit Austindo di Kalimantan Barat mencapai 12.030 ha.
Selain memiliki kebun sawit di Sumatera dan Kalimantan, Austindo juga memiliki lahan di Papua Barat. Namun Austindo Nusantara baru akan melakukan penanaman di wilayah tersebut pada tahun 2014 dan 2015. Rencananya, di tahun depan, Austindo Nusantara akan tanam sawit di Papua Barat seluas 4.000 ha. Sementara di tahun 2015, target penanaman tersebut di tambah lagi. Austindo akan menambah areal seluas 6.500 ha sehingga dalam waktu dua tahun, luas kebun yang sudah ditanami di Papua Barat mencapai 10.500 ha. Saat ini, Austindo Nusantara memiliki lahan cadangan untuk kebun (land bank) di Papua Barat seluas 65.159 ha dan sama sekali belum ditanami.
Produksi turun
Kinerja produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah (crude palm oil -CPO) sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini memang kurang menggembirakan. Di kuartal ketiga, produksi TBS Austindo turun sebesar 10% dibandingkan tahun lalu periode yang sama, menjadi 458.995 ton. Kontribusi produksi TBS paling besar berasal dari kebun sawit Austindo Nusantara di Belitung sebanyak 190.856 ton.
Tahun lalu, di kuartal tiga, produksi sawit dari kebun Austindo mencapai 509.954 ton. Produksi sawit dari kebunnya yang di Belitung sebesar 208.396 ton.
"Penurunan produksi di kebun Binanga karena pengaruh rehat agronomis sedangkan untuk kebun di Belitung karena cuaca," kata Naga.
Mengikuti produksi TBS yang turun, produksi CPO Austindo Nusantara ikut tergelincir. Pada kuartal tiga tahun ini, produksi CPO Austindo hanya mencapai 118,838 ton atau turun 9,84% dari tahun lalu periode yang sama, yakni 131 812 ton.
Meski produksi CPO turun, volume penjualan CPO Austindo Nusantara di kuartal ketiga tahun ini sedikit mengalami kenaikan. Sampai September tahun ini, Austindo Nusantara berhasil menjual CPO sebesar 128.217 ton atau naik 0,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 127.015 ton.
Sayangnya, harga CPO pada kuartal ketiga tahun ini belum juga membaik. Dibandingkan dengan tahun lalu, harga CPO anjlok hingga 17,71%. Pada kuartal ketiga tahun lalu, rata-rata harga jual CPO Austindo Nusantara tembus hingga US$ 830 per metrik ton. Tahun ini, kuartal ketiga, harga rata-rata CPO hanya US$ 683.
"Dengan asumsi volume penjualan sama seperti tahun lalu, pendapatan kami dari penurunan harga CPO sebesar US$ 19 juta," katanya .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News