kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Anomali ekspor CPO terjadi menjelang Lebaran lalu


Rabu, 21 Agustus 2013 / 09:39 WIB
Anomali ekspor CPO terjadi menjelang Lebaran lalu
ILUSTRASI. Kredit kendaraan.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kinerja ekspor crude palm oil (CPO) menjelang Lebaran tahun ini mengalami anomali jika dibandingkan tren sebelumnya. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit  Indonesia (GAPKI) menyebutkan, kinerja ekspor CPO dua bulan sebelum Lebaran lalu turun atau berbanding terbalik dari waktu yang sama tahun lalu.

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI dalam laporannya yang diterima KONTAN, Selasa (20/8) menyebutkan, menjelang Idul Fitri, biasanya terjadi kenaikan permintaan CPO dan turunannya di pasar domestik maupun di pasar global.

“Namun, menjelang dua bulan sebelum hari raya Idul Fitri tahun ini, volume ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia mengalami penurunan sebesar 11% di bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Fadhil.

Tak hanya di bulan Juni, penurunan ekspor CPO dan turunannya juga turun sebesar 1,64% dibandingkan bulan Juni. Walaupun jika dibandingkan dengan Juli 2012 naik 5,66% dari 1,507 juta ton pada Juli 2012 menjadi 1,593 juta ton pada Juli 2013.

Tak hanya dari sisi ekspor, dari sisi harga juga mengalami anomali. Jika pada biasanya moment menjelang Lebaran harga CPO naik, maka waktu menjelang Lebaran tahun ini, harga CPO relatif stagnan. “Menjelang Lebaran juga tidak menunjukkan harga yang berarti dan masih relatif stagnan,” terang Fadhil.

Harga CPO pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus 2013 berada di kisaran US$ 810 - US$ 855 per metrik ton. Kisaran harga ini turun cukup siginifikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada kisaran US$ 835 - US$ 875 per metrik ton.

Memang, harga CPO sempat naik di pekan kedua Juli, di kisaran US$ 835-US$ 855. Namun kenaikan harga CPO tersebut tidak bertahan lama, di minggu ketiga dan keempat harga CPO tergerus di kisaran US$ 810 - US$.835.

Permintaan turun

Bulan Juli, olume ekspor CPO dan turunannya Indonesia turun 1,64% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dari 1,62 juta ton menjadi 1,59 juta ton. Turunnya volume ekspor CPO bulan Juli disebabkan turunnya permintaan dari India, China dan beberapa negara lainnya.

India mengurangi pasokan CPO dan turunannya karena inflasi yang membuat  pemerintah India akan menaikan pajak impor untuk “refined vegetable oils” termasuk CPO. Pada Juli ini, ekspor CPO dan turunannya ke India turun 14,3% dibandingkan dengan bulan lalu atau dari 404,52 ribu ton menjadi 346,51 ribu ton.

Penurunan permintaan juga diikuti oleh China. Volume ekspor ke China  turun  7,75% dari 170,57 ribu ton menjadi 157,34 ribu ton. Penurunan permintaan dari China disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan banyaknya stock kedelai yang dimiliki China saat ini. "Selain itu pemerintah China menghapuskan adanya pelarangan impor kedelai dari Brazil turut andil dalam pelemahan permintaan akan CPO," terang Fadhil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×