Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Nantinya, hasil produksi bijih nikel akan dijual ke smelter sesuai dengan harga patokan mineral. Di hilir, ANTAM akan memiliki saham pada Proyek smelter ketika pabrik beroperasi secara komersial. Proyek pengembangan dan pengoperasian smelter terdiri dari tiga lines dengan masing-masing 45 MVA smelter nikel dan kapasitas pembangkit listrik 135 MW.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan dukungan atas upaya meningkatkan nilai tambah komoditas nikel. Menurutnya, orientasi hilirisasi menjadi aspek yang penting karena mampu mendatangkan investasi.
“Kerjasama ini merupakan hal positif bagi Antam sebagai perusahaan yang berpengalaman di bidang pertambangan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas nikel," ujar Bahlil.
Senada, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa Kementerian BUMN mendorong MIND ID untuk terus melakukan hilirisasi. Pahala menilai, masa depan Indonesia untuk mewujudkan transformasi ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam terletak pada hilirisasi.
“Kerjasama antara ANTAM dan mitra merupakan kolaborasi win-win, sehingga penanaman modal yang masuk ke Indonesia menjadi kontributor pendorong transformasi ekonomi. Dalam empat tahun mendatang, BUMN industri tambang diharapkan menjadi salah satu anchor untuk mendatangkan investasi ke Indonesia,” papar Pahala.
MIND ID sendiri memastikan akan terus berfokus pada ekspansi pengolahan mineral ke hilir, perluasan basis cadangan dan sumber daya, dan menjalin kemitraan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang ada.
Selanjutnya: Pendapatan MIND ID terpangkas 17,43% pada tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News