Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anteraja, perusahaan jasa pengiriman barang berbasis teknologi di bawah PT Tri Adi Bersama, terus mendorong digitalisasi layanan logistik di seluruh Indonesia.
Anteraja sudah menerapkan digitalisasi layanan sejak pertama kali berdiri di tahun 2019, ditopang dengan kehadiran teknologi mutakhir dalam proses pengiriman barang membuat Anteraja semakin mengokohkan diri sebagai perusahaan online express logistic yang mampu bersaing di industri logistik di Indonesia.
VP Sales and Marketing Anteraja Andri Hidayat menyampaikan, lima tahun terakhir perkembangan industri e-commerce di Indonesia sangat pesat, Anteraja melihat potensi bahwa industri ini memerlukan jasa pengiriman barang yang dapat menyeimbangi pesatnya perkembangan mereka. "Anteraja bersyukur didukung teknologi mutakhir di industri jasa pengiriman dan logistik, keunggulan Anteraja di bidang teknologi ini diyakini dapat mengubah peta industri logistik di Indonesia,” ujar Andri dalam siaran resmi, Selasa (6/10).
Baca Juga: PGN dan PLN teken perjanjian kerja sama penyediaan pasokan dan infrastruktur LNG
Andri menjelaskan, kondisi pandemi yang dimulai pada awal tahun 2020 relatif membawa dampak positif terhadap industri e-commerce dan jasa pengiriman di Indonesia.
Menurut data dari RedSeer, selama pandemi industri e-commerce mengalami lonjakan sebesar 69%. Imbauan untuk melakukan semua aktivitas dari rumah dan meminimalisir kontak langsung dengan orang lain sudah sejalan dengan metode pengiriman barang yang Anteraja terapkan, dimana Satria (kurir Anteraja) akan langsung menjemput barang dari pengirim tanpa adanya batas minimal jumlah barang yang dijemput.
"Ini merupakan salah satu keunggulan Anteraja dari jasa pengiriman lainnya yang mengharuskan pengirim untuk melakukan drop-off di gerai agen jasa pengiriman," katanya.
Selain menyasar konsumen dari segmen e-commerce, Anteraja juga menargetkan konsumen dari segmen korporasi melalui BisnisAja. Layanan BisnisAja membidik segmen B2B dengan tujuan mempermudah mereka melakukan analisa biaya pengiriman paket secara otomatis (cost management), dan pemantauan pengiriman dengan menyediakan laporan pengiriman melalui dashboard (operation management). Melalui BisnisAja, Anteraja menargetkan 1.000 pelanggan dari segmen korporasi hingga akhir tahun 2020.
Menurut Andri, di tengah kondisi pandemi saat ini, beragam perubahan menuntut para pelaku bisnis untuk adaptif, beruntung bagi Anteraja yang sudah melibatkan teknologi dalam model bisnisnya.
Baca Juga: KSPI sebut instruksi pembatalan mogok nasional hoaks
Selain pemanfaatan teknologi untuk aktivitas online, Anteraja juga tidak lupa untuk memperkuat branding dari sisi offline, sehingga Anteraja pada tahun ini dianugerahi ‘OMNI Brands of The Year 2020’ dari Majalah Marketeers sebagai bukti nyata bahwa Anteraja merupakan perusahaan jasa pengiriman yang dapat menggabungkan metode online dan offline dalam menjalankan bisnisnya.
Sebagai informasi, Bisnis Anteraja berhasil mencatatkan pertumbuhan yang pesat di semester I-2020, dengan peningkatan pendapatan lebih dari 225% menjadi Rp 269,92 miliar dari Rp 83,15 miliar pada akhir tahun 2019 lalu.
Hingga saat ini, layanan Anteraja sudah tersebar di 32 provinsi dan lebih dari 260 titik di seluruh Indonesia, serta diperkuat dengan kehadiran 5.000 Satria. Dari sisi volume pengiriman, sampai dengan Agustus 2020 rata-rata pengiriman tercatat di angka 200.000 parcel per hari, yang mana sebelum pandemi Covid-19 rata-rata pengiriman tercatat 100.000 parcel per hari.
Selanjutnya: Puradelta Lestari (DMAS) catatkan marketing sales Rp 1,38 triliun per September 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News