kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Anthurium Jenmanii Meredup, Philodenron Mulai Berkilau


Kamis, 07 Agustus 2008 / 22:11 WIB
Anthurium Jenmanii Meredup, Philodenron Mulai Berkilau


Reporter: Dessy Aritonang | Editor: Test Test

JAKARTA. Pamor tanaman Anthurium tampaknya benar-benar sudah karam. Tengok saja, hampir tidak ada pengunjung yang tertarik melihat tanaman hias tropis itu di Pameran Flora dan Fauna (Flona) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, yang berlangsung sejak 1 Agustus 2008. Padahal, tanaman itu sempat menjadi buruan di tanah air, dan harganya sempat mencapai ratusan juta rupiah per pohon.

Sebagian besar pengunjung pameran Flona malah lebih tertarik mengamati tanaman fenomenal lainnya, seperti Adenium dan Aglaonema. Sementara Anthurium yang pada 2007 mencapai masa keemasannya, nyaris tak dilirik lagi ketimbang tanaman hias lainnya.

Bahkan, seorang pedagang bernama Yeyen mengaku sengaja tidak memamerkan Anthurium jenmanii remaja yang pernah dia beli seharga Rp 50 juta. "Sekarang harganya sekitar Rp 2 juta. Saya cuma bisa mengelus dada saja dan mendingan saya tinggal di rumah," kata pemilik stan Ninna Nursery itu.

Yeyen menuturkan, anjloknya harga jual anthurium dipicu banyaknya bibit yang kini beredar. "Banyak orang yang pintar membuat bibit dan tergolong murah. Sehingga anthurium tidak langka lagi," katanya.

Yeyen hanya sebagian dari banyak pedagang tanaman hias di tanah air yang gigit jari lantaran harga anthurium anjlok. Menjelang akhir 2007, para pedagang anthurium harus menerima dengan lapang dada omzetnya merosot lantaran harga Anthurium jenmanii dan gelombang cinta ambrol.

Kendati begitu, Yeyen melihat beberapa jenis anthurium seperti superboom, supernova, dan sirih masih berharga lumayan tinggi. Harga indukan masih sekitar Rp 100 juta, bahkan indukan superboom masih bisa mencapai Rp 300 juta. "Jenis anthurium ini susah memiliki tongkol dan pembiakannya harus menggunakan sistem kultur jaringan. "Harga anakan superboom turunnya tidak terlalu besar, dari sekitar Rp 50 juta menjadi Rp 10 juta," paparnya.

Yeyen juga yakin, Anthurium jenmanii, gelombang cinta, dan hookery akan kembali meledak dua tahun lagi. Sambil menunggu kebangkitan jenmanii, Yeyen sedikit terhibur dengan pamor tanaman lain yang mulai menanjak dan memberikan peluang keuntungan.

Dia memiliki tanaman hias tropis philodenron (philo) kodok seharga Rp 25 juta dan bromelia yang bernilai Rp 3,5 juta. Kedua tanaman ini memang bukan jenis tanaman baru, tapi banyak orang yang suka karena daun philodenron yang lebar dan tebal. Sedangkan bromelia berdaun panjang dan tak tumbuh terlalu tinggi, serta memiliki bunga tepat di tengah yang dapat bertahan sampai tiga bulan.

Zulkarnain, pedagang lain di Flona juga mengakui bahwa philo mulai ngetren. Salah satunya, adalah philo babi (pig skin) yang masih sulit dicari. "Seperti hukum ekonomi, semakin langka tanamannya, semakin mahal harganya. Tahun lalu saja, harga philo babi sudah berada di kisaran Rp 8 juta," kata pemilik Del''s Nursery itu.

Dia menjelaskan, salah satu faktor pemicu kenaikan harga philo adalah medianya yang cukup sulit. Philo tidak menggunakan media tanah yang lebih mudah, tapi medianya terdiri dari pakis, sekam bakar, dan pasir malang.

Tanaman hias lain yang masih akan bertahan di puncak adalah adenium. Bahkan, pesonanya masih mungkin meledak lagi di pasaran. "Kalau anthurium disemai, biji yang dihasilkan bisa ribuan. Tapi, kalau adenium, untuk membuat kreasi bonggol yang unik perlu waktu satu sampai dua tahun dan memerlukan keahlian khusus," papar Kandi, pemilik Arel Flora.

Sebaliknya, Kandi melihat nasib beberapa tanaman hias lain akan meredup dan mengikuti jejak anthurium. Salah satunya adalah euphorbia alias bunga delapan dewa yang penuh duri. "Euphorbia adalah pohon berduri yang kurang sedap dipandang mata," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×