Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) anggota indeks Kompas100 ini berencana membangun 10 silo atau tempat penyimpanan jagung baru. Pengadaan silo ini sebagai salah satu antisipasi Japfa terhadap kenaikan harga jagung akibat musim kering.
Adapun ke sepuluh silo ini diperkirakan dapat menampung sekitar 30,000 ton jagung.
Kenaikan ataupun penurunan harga jagung merupakan hal yang wajar. Pada 2018 terjadi kenaikan harga jagung sekitar Rp 2.500. Melambungnya harga jagung dikarenakan musim kering. Di awal Januari, jagung berada di harga Rp 3.500 lalu melonjak menjadi Rp 6000.
Melihat hal tersebut, Japfa melakukan antisipasi supaya jagung sebagai bahan pakan ternak itu tidak melambung tinggi yakni dengan menambah Silo dan corn dryer.
“Jangan sampai harga jagung membebani peternak,” terang Deputy COO Operating Operational 1 Antonius Harwanto dalam kesempatan Paparan Publik PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Selasa (2/4).
Industri poultry ini juga akan membangun tiga corn dryer baru di tiga titik lokasi yang sama sekali belum pernah ada sebelumnya, yakni Gorontalo, Sumbawa, dan Jawa Timur. Sejauh ini Japfa sudah memiliki 18 unit corndryer yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kerja Silo dan corn dryer bisa dimaksimalkan untuk menyerap jagung-jagung petani ketika panen raya.
Adapun dana yang dikucurkan untuk satu silo dan satu corn dryer masing-masing adalah Rp 6 miliar dan Rp 50 miliar.
Selain mempersiapkan persediaan jagung, penyesuaian harga juga dilakukan. Namun, berkaca dari tahun 2018 Japfa mengaku perlu beberapa tahap untuk menaikkan harga di lapangan, mengingat peternaklah yang akan terbeban dengan kenaikan harga tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News