Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Melihat harga minyak yang terus menurun membuat kebutuhan akan pembangunan tangki penyimpanan (storage) semakin mendesak. Dengan adanya penyimpanan minyak tersebut, maka naik turunnya harga minyak tidak akan terlalu berdampak bagi Indonesia karena sudah mampu menyimpan cadangan minyak sesuai kebutuhan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah akan melakukan dua langkah antisipasi. Salah satunya adalah dengan mempercepat pembangunan tangki penyimpanan (storage) di dalam negeri sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo.
Beberapa badan usaha dari luar negeri seperti Irak dan Iran telah menyatakan kesiapannya untuk membangun tangki penyimpanan untuk nantinya disewakan kepada pemerintah. Sampai saat ini, sudah ada kapasitas penyimpanan di dalam negeri sebesar 1 juta barel.
Diharapkan dengan adanya pembangunan tangki penyimpanan di dalam negeri maka target untuk memiliki cadangan operasional selama 30 hari ditambah dengan cadangan penyangga selama 30 hari dengan target total kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan sebanyak 45 juta barel per 30 hari bisa terealisasi dalam 10 tahun ke depan.
Regulasinya pun saat ini tengah digodok oleh Kementerian ESDM. "Regulasinya saat ini sedang kami susun baiknya bagaimana. Aturan mainnya harus kami buat dan saat ini sedang didiskusikan apakah berbentuk Permen atau Perpres. "ujar Wiratmaja pada Senin (14/9).
Selain membangun tangki penyimpanan di dalam negeri, Wiratmaja juga menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan usulan dari berbagai pihak agar badan usaha membeli tangki penyimpanan di luar negeri. Pemerintah pun sangat mendukung langkah ini sebagai upaya mempercepat usaha pemerintah untuk segera memiliki tangki penyimpanan minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News