CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

AP I bikin kongsi bandara Yogya


Senin, 09 April 2012 / 05:31 WIB
AP I bikin kongsi bandara Yogya
ILUSTRASI. Dorong kinerja, Timah (TINS) bakal menggenjot kinerja anak usaha yang bergerak di tambang batubara.


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) I, pengelola proyek pembangunan Bandar Udara (Bandara) Yogyakarta, akan membentuk perusahaan patungan alias joint venture company dengan GVK Group (India) pada Juni 2012. Operator bandara ini perlu membentuk perusahaan patungan ini agar target peletakan batu pertama tahun depan bisa direalisasikan.

Menurut Direktur Komersial AP I, Robert Waloni, sambil menyelesaikan rencana induk (masterplan), pihaknya juga melakukan negosiasi intensif dengan pihak GVK Group selaku investor. "Keduanya jalan bareng. Kami ingin target dimulai tahun depan dan selesai 2016 bisa terwujud," ujarnya akhir pekan lalu.

Untuk membangun dan mengelola bandara baru di Yogyakarta dibutuhkan investasi sekitar Rp 1,2 triliun. Sesuai aturan, kepemilikan GVK Group dibatasi maksimal 49% di JVC sedangkan 51% lain dimiliki Angkasa Pura. "Kedua pihak sangat serius dan GVK sudah membentuk badan hukum Indonesia. share holding ini masih dibahas, mudah-mudahan bisa segera selesai,” kata dia berharap.

Robert menambahkan, pengembangan bandara baru di Yogyakarta mutlak dilakukan karena Bandara Adi Sutjipto yang selama ini melayani penerbangan komersial di Yogyakarta sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Salah satunya dari dari sisi kondisi udara (air side). Sebagai catatan, Bandara Adi Sutjipto sebenarnya bandara milik TNI AU.

Dalam konsep pengembangan bandara ini, Adi Sutjipto yang saat ini masih beroperasi akan direlokasi ke bandara baru tersebut. “Ini kasusnya seperti Bandara Selaparang yang direlokasi ke Mataram dan namanya Bandara Internasional Lombok (BIL), atau Bandara Polonia yang direlokasi ke Bandara Kuala Namu," kata Robert.

Selain bandara Yogyakarta, Kemhub saat ini sedang fokus pada tahap penyelesaian Bandara Kuala Namu (Medan) dan 24 bandara di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Dari 24 bandara kawasan timur, ada sembilan bandara yang perkembangannya cukup signifikan.

Bandara itu adalah Bandara Muara Bungo (Jambi), Bandara Saumlaki Baru (Maluku), Bandara Tual Baru (Maluku), Bandara Waisai Raja Ampat (Papua Barat), Bandara Enggano (Bengkulu), Bandara Sumarorong Tahap II (Mamasa), Bandara Waghete Baru (Papua), Bandara Kamanap Baru (Papua), dan Bandara Pekonserai (Lampung Barat).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×