Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
Solusi Bandara Kertajati
Menanggapi berkembangnya kritik atas pemindahan penerbangan dari Bandung ke Majalengka, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono meminta seluruh masyarakat untuk tidak mencibir kebijakan pembangunan Bandara Kertajati.
“Jangan hanya mencaci-maki, tetapi seharusnya cari solusi. Jangan hanya melihat kepentingan Bandung saja karena saya yakin dengan pemindahan penerbangan itu pariwisata Bandung tidak akan mati karena sudah dikenal sebagai kota Pendidikan dan wisata kulinernya,” kata Agus.
Terkait kendala yang dihadapi penumpang pesawat yang harus melalui perjalanan darat cukup jauh menuju Bandara Kertajati, Agus yang juga Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, hal tersebut bisa dengan mudah diselesaikan.
“Solusinya, diperlukan angkutan shuttle bus yang andal dengan penambahan simpul pemberangkatan ke Bandara Kertajati dari Bandung maupun kota-kota lain disekitarnya. Dan tidak kalah penting lagi, angkutan itu harus bersubsidi agar masyarakat bisa tertarik menggunakannya,” ujarnya.
Jalan keluar berikutnya, Pemerintah harus mempercepat pembangunan tol Cisumdawu karena beroperasinya tol tersebut, waktu tempuh penumpang dari kota-kota di sekitar Bandara Kertajati menjadi lebih cepat.
Komitmen Pemprov
Menanggapi masukan dari MTI tersebut, Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Andreas Wijanto menyebut sudah ada 19 operator bus dan 167 armada angkutan umum yang siap melayani transportasi darat dari dan menuju Bandara Kertajati menuju Bandung, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Tasikmalaya, Cikarang, Indramayu, Purwakarta, dan Sumedang.
“Saat ini kami sedang melakukan sosialisasi, karena dengan hadirnya Bandara Kertajati akan membuka pariwisata di daerah Timur Jawa Barat,” jelas Andreas.
Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menambahkan, keterbatasan runway di Bandara Husein Sastranegara akan menghambat pertumbuhan daerah Jawa Barat secara keseluruhan.
Sehingga jika terus-menerus terjadi penolakan menolak migrasi penerbangan ke Bandara Kertajati, maka masyarakat sendiri yang akan dirugikan.
“Potensi Bandung dan Jawa Barat terkendala dengan keterbatasan Bandara Husein Sastranegara. Kertajati saya yakin bisa berperan sebagai attractive gatewayuntuk business traveller ke Jawa Barat,” katanya.
Menurut Gerry, yang perlu terus menerus dilakukan pemerintah, AP II, dan stakeholder lainnya saat ini adalah memperluas informasi agar public memahami kemajuan pengembangan infrastruktur pendukung bandara Kertajati.
“Jadi jangan hanya diberitakan soal Kertajatinya saja. Tetapi ceritakan juga proses pembangunan jalan tol dan sebagainya,” tegas Gerry.
Senada dengan para pembicara sebelumnya, Akademisi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyakti menyebut suka atau tidak suka, relokasi penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati ini harus dilakukan.
“Dengan pemindahan ini, Jawa Barat diharap memiliki diferensiasi pasar penumpang udara yang unik agar international exposure-nya benar bisa menjual letak geografis dari Bandara Kertajati. Kapan lagi masyarakat Jawa Barat punya kebanggaan dengan memiliki bandara besar, bandara internasional kalau tidak sekarang,” kata Yayan.
Artike ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Angkasa Pura II Siap Jadikan Bandara Kertajati Motor Baru Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Jabar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News