Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tahun depan, pelaku industri atur strategi menghadapi kenaikan biaya operasional akibat rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL). Tak hanya itu, pelaku industri juga menghitung kenaikan upah buruh yang mulai berlaku awal 2013.
Kenaikan biaya operasional tersebut ternyata sudah diperhitungkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku pemilik merek Toyota di Indonesia. Walaupun biaya operasional naik, Toyota mengklaim akan berusaha mempertahankan harga jual tahun depan.
"Kenaikan biaya produksi tahun depan akan diredam terlebih dahulu, jadi belum ada rencana kenaikan harga," ujar Rouli saat dihubungi KONTAN Selasa malam (4/12). Rouli mengaku, sampai saat ini, tidak ada rencana mobil pabrikan Jepang itu untuk menaikkan harga jual.
Namun begitu, Rouli mengakui adanya potensi kenaikan biaya operasional tahun 2013 nanti. Untuk itu, kata Rouli, pihaknya akan berusaha menekan biaya operasional dengan melakukan efisiensi produksi. Sayangnya, Rouli tidak menjelaskan bentuk efisiensi yang akan dilakukan perusahaannya.
Kurangi marjin
Sementara itu, Irwan Priyantoko, General Manager External Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengakui, tahun 2013 akan terjadi kenaikan biaya produksi. Sumbernya berasal dari kenaikan TDL dan naiknya upah buruh.
Walaupun biaya produksi naik, Toyota belum memiliki niat untuk menaikkan harga jual ke konsumennya. Irwan bilang, opsi kenaikan harga akan dilakukan jika nantinya Toyota sudah tak sanggup menekan biaya produksi.
Mengenai dampak kenaikan upah buruh 2013, Toyota mengaku tidak terlalu berdampak biaya yang dikeluarkan perusahaan. Sebab, kata Irwan, gaji buruh Toyota selama ini berada di atas gaji rata-rata. "Gaji karyawan Toyota saat ini sudah di atas dari UMK (upah minimum kabupaten)," ujar Irwan.
Irwan menjelaskan, agar harga jual Toyota tidak naik, perusahaan mengklaim akan mengurangi margin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News