Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Hendra menambahkan, dari informasi yang diperoleh APBI, ada perusahaan batubara yang telah mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk mendongkrak produksi. Kendati demikian, Hendra pun belum bisa merinci lebih jauh perusahaan mana saja yang sudah mengajukan revisi RKAB.
Di sisi lain, Hendra mengakui sebagian perusahaan juga tetap konsisten dengan rencana produksi sesuai RKAB awal. Hendra mengungkapkan, dalam beberapa pekan terakhir kondisi cuaca relatif bagus.
Baca Juga: Harga Komoditas Meningkat, Surplus Neraca Perdagangan April 2022 Masih Jumbo
"Curah hujan tidak setinggi Januari hingga Maret. Tapi sejak April hingga pertengahan Mei umumnya kegiatan produksi sedikit melambat karena menjelang libur Lebaran," ungkap Hendra.
Asal tahu saja, Peningkatan jumlah pasokan batubara dunia berimbas pada turunnya Harga Batubara Acuan (HBA) Mei 2022 menjadi US$ 275,64 per ton. China dan India tercatat mulai meningkatkan jumlah produksi batubara guna mengurangi impor.
"Selain faktor meningkatnya pasokan, keputusan Negara China untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan mengembangkan energi hijau juga turut mendorong menurunnya harga batubara dunia," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Jumat (13/5).
Agung melanjutkan, selama tahun 2022 di 4 bulan pertama grafik HBA terus menanjak. Dimulai dari bulan Januari 2022 sebesar US$ 158,50 per ton, naik ke US$ 188,38 per ton di Februari.
Selanjutnya bulan Maret menyentuh angka US$ 203,69 per ton, dan terakhir di bulan April berada di level US$ 288,40 per ton. "Baru pada bulan ini grafiknya sedikit turun," lanjut Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News