Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Adapun, kontrak yang didapatkan Raniworo pada Desember 2019 memiliki durasi kontrak selama 1 tahun untuk pengerjaan 3 sumur dengan opsi perpanjangan kembali selama satu tahun. Target spud in sumur pertama adalah pada kuartal 1 tahun 2020.
Sekedar informasi, kontrak dari PHENC menandai beroperasi kembalinya rig ini mengingat Raniworo terakhir bekerja 2 tahun lalu di bulan Desember 2017 dan memasuki periode warm stack mulai bulan Januari 2018.
Yohanes Setiawan selaku Rig Manager Raniworo dalam keterangan resmi menuturkan ada beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan proses reaktivasi ini.
Ia menjelaskan, tantangan yang dihadapi terutama perihal deadline yang cukup ketat, minimnya personel dan periode reaktivasi yang bertepatan dengan libur Natal serta Tahun Baru. Ketika Raniworo memenang kan kontrak ini, personel yang dimiliki sangat terbatas, termasuk dua posisi Barge Master dan Senior Eletrician.
Baca Juga: Volatilitas harga minyak global belum pengaruhi bisnis Apexindo Pratama Duta (APEX)
Yohanes mengungkapkan, pihaknya mencari solusi dengan meminta dukungan dari rekan-rekan lainnya yang berada di kantor maupun off-duty
personel dari rig-rig lainnya sehingga reaktivasi ini memiliki Cukup personel untuk dapat membantu prosesnya
"Raniworo diketahui telah berada dalam kondisi warm stack selama dua tahun, hal tersebut tentu menjadi pertimbangan klien kita. Tapi kita meyakinkan klien kalau memang Raniworo ini siap untuk bekerja Sesuai dengan standard kondisi yang diminta oleh klien dan akan kita buktikan bahwa Kita bisa," ujar Yohanes dalam keterangan resmi perusahaan, dikutip Jumat (21/2).
Menurutnya, kondisi warm stack cukup menguntungkan bagi rig Raniworo sebab membuat pihaknya dapat mengidentifikasi kekurangan-kekurangan Raniworo. Selain itu, hal tersebut memungkinkan perencanaan solusi untuk dilakukan sehingga kegiatan reaktivasi lebih terstruktur dan efisien.