kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Apexindo Pratama Duta (APEX) pilih fokus utilisasi rig di tahun ini


Jumat, 21 Februari 2020 / 17:52 WIB
Apexindo Pratama Duta (APEX) pilih fokus utilisasi rig di tahun ini
ILUSTRASI. Rig jack up, Soehanah, ?PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Foto: DOK Apexindo


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memastikan akan berfokus pada utilisasi rig yang dimiliki termasuk pencarian kontrak untuk rig yang akan habis masa kontraknya di tahun ini.

General Manager Corporate Finance Apexindo Pretycia Darma bilang pada tahun ini sejumlah rig milik APEX akan habis kontraknya.

Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) setujui konversi utang Rp 2,64 triliun jadi saham

"Kebetulan rig yang akan habis di 2020 adalah tipe rig yang cocok untuk di daerah rawa dan cocok untuk Blok Mahakam. Saat ini beberapa rig masih bekerja disana dan kita berharap ada kontrak berkelanjutan disana," jelas Pretycia ditemui di kantornya, Jumat (21/2)

Pretycia melanjutkan pihaknya menyiapkan alokasi belanja modal khusus untuk pemeliharaan dan perawatan peralatan. Kendati demikian ia masih belum mau mengemukakan alokasi belanja modal secara keseluruhan yang disiapkan oleh APEX pada tahun ini.

Kontan.co.id mencatat, khusus untuk perawatan rig, perusahaan menyiapkan belanja modal sebesar US$ 4 juta.

Disisi lain, Rig jack up berbendera Indonesia milik Apexindo yaitu Rig Raniworo tengah berada dalam proses reaktivasi guna memenuhi kontrak kerja yang didapatkan dari Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC).

Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) akan mengkonversi utang Rp 2,64 triliun jadi saham

Adapun, kontrak yang didapatkan Raniworo pada Desember 2019 memiliki durasi kontrak selama 1 tahun untuk pengerjaan 3 sumur dengan opsi perpanjangan kembali selama satu tahun. Target spud in sumur pertama adalah pada kuartal 1 tahun 2020.

Sekedar informasi, kontrak dari PHENC menandai beroperasi kembalinya rig ini mengingat Raniworo terakhir bekerja 2 tahun lalu di bulan Desember 2017 dan memasuki periode warm stack mulai bulan Januari 2018.

Yohanes Setiawan selaku Rig Manager Raniworo dalam keterangan resmi menuturkan ada beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan proses reaktivasi ini.

Ia menjelaskan, tantangan yang dihadapi terutama perihal deadline yang cukup ketat, minimnya personel dan periode reaktivasi yang bertepatan dengan libur Natal serta Tahun Baru. Ketika Raniworo memenang kan kontrak ini, personel yang dimiliki sangat terbatas, termasuk dua posisi Barge Master dan Senior Eletrician.

Baca Juga: Volatilitas harga minyak global belum pengaruhi bisnis Apexindo Pratama Duta (APEX)

Yohanes mengungkapkan, pihaknya mencari solusi dengan meminta dukungan dari rekan-rekan lainnya yang berada di kantor maupun off-duty
personel dari rig-rig lainnya sehingga reaktivasi ini memiliki Cukup personel untuk dapat membantu prosesnya

"Raniworo diketahui telah berada dalam kondisi warm stack selama dua tahun, hal tersebut tentu menjadi pertimbangan klien kita. Tapi kita meyakinkan klien kalau memang Raniworo ini siap untuk bekerja Sesuai dengan standard kondisi yang diminta oleh klien dan akan kita buktikan bahwa Kita bisa," ujar Yohanes dalam keterangan resmi perusahaan, dikutip Jumat (21/2).

Menurutnya, kondisi warm stack cukup menguntungkan bagi rig Raniworo sebab membuat pihaknya dapat mengidentifikasi kekurangan-kekurangan Raniworo. Selain itu, hal tersebut memungkinkan perencanaan solusi untuk dilakukan sehingga kegiatan reaktivasi lebih terstruktur dan efisien.

Yohanes melanjutkan, pada Januari 2020, Raniworo telah melengkapi keseluruhan personel yang dibutuhkan. Saat ini di bulan Februari 2020, Raniworo telah mencapai sekitar 80% proses reaktivasi sebelum jadwal spud in di kuartal pertama 2020.

Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) siapkan belanja modal sekitar US$ 4 juta tahun depan

Yohanes berharap Rig Raniworo dapat terus mempertahankan catatan keselamatan kerja yang baik yaitu 14 tahun 3 bulan tanpa kecelakaan dan juga dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk Apexindo.

Dalam catatan Kontan.co.id, APEX mulai melirik proyek pengeboran panas bumi di 2020 mendatang. Asal tahu saja, selain rig laut lepas, APEX juga memiliki rig darat yang diperuntukkan bagi pengeboran migas maupun panas bumi.

"Ada dua proyek panas bumi yang kita tertarik untuk terlibat atau masuk tapi belum bisa saya detailkan dimana," ungkap Direktur APEX Mahar Sembiring di Jakarta.

Baca Juga: Siapkan capex sekitar US$ 4 juta di 2020, begini strategi Apexindo

Mahar melanjutkan, jika proyek tersebut terealisasi maka di semester 2 2020 mendatang barulah ada kepastian pengadaan rig yang bisa diperoleh. Meskipun ada perbedaan teknik untuk pengeboran sektor migas dengan sektor panas bumi, Mahar mengaku pihaknya sangat siap.

Ia menjelaskan, panas bumi bukan merupakan sektor baru bagi APEX. "Kita memiliki pengalaman yang sangat panjang di panas bumi, dan performance kita sangat baik. Tidak ada masalah untuk panas bumi," jelas Mahar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×