Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Yohanes melanjutkan, pada Januari 2020, Raniworo telah melengkapi keseluruhan personel yang dibutuhkan. Saat ini di bulan Februari 2020, Raniworo telah mencapai sekitar 80% proses reaktivasi sebelum jadwal spud in di kuartal pertama 2020.
Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) siapkan belanja modal sekitar US$ 4 juta tahun depan
Yohanes berharap Rig Raniworo dapat terus mempertahankan catatan keselamatan kerja yang baik yaitu 14 tahun 3 bulan tanpa kecelakaan dan juga dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk Apexindo.
Dalam catatan Kontan.co.id, APEX mulai melirik proyek pengeboran panas bumi di 2020 mendatang. Asal tahu saja, selain rig laut lepas, APEX juga memiliki rig darat yang diperuntukkan bagi pengeboran migas maupun panas bumi.
"Ada dua proyek panas bumi yang kita tertarik untuk terlibat atau masuk tapi belum bisa saya detailkan dimana," ungkap Direktur APEX Mahar Sembiring di Jakarta.
Baca Juga: Siapkan capex sekitar US$ 4 juta di 2020, begini strategi Apexindo
Mahar melanjutkan, jika proyek tersebut terealisasi maka di semester 2 2020 mendatang barulah ada kepastian pengadaan rig yang bisa diperoleh. Meskipun ada perbedaan teknik untuk pengeboran sektor migas dengan sektor panas bumi, Mahar mengaku pihaknya sangat siap.
Ia menjelaskan, panas bumi bukan merupakan sektor baru bagi APEX. "Kita memiliki pengalaman yang sangat panjang di panas bumi, dan performance kita sangat baik. Tidak ada masalah untuk panas bumi," jelas Mahar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News