kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PU: Konstruksi nasional mampu bersaing di Asean


Kamis, 15 Agustus 2013 / 15:10 WIB
PU: Konstruksi nasional mampu bersaing di Asean
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas Antam dan UBS hari ini di Pegadaian, Senin, 21 Maret 2022./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/01/2022.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sebagai salah satu negara besar di Asia, Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam pasar konstruksi. Pertumbuhan ekonomi yang relatif baik setiap tahunnya, semakin menguatkan penilaian tersebut.

Kepala Badan Pembinaan Kontruksi (BP Konstruksi) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Hediyanto W. Husaini mengatakan, pasar konstruksi nasional merupakan salah satu yang terbesar di Asia. Atas dasar itu, Indonesia tak perlu khawatir bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Menghadapi MEA 2015, kita yakin akan memenangkan persaingan dengan negara ASEAN. Terbukti, ada puluhan ribu tenaga terampil konstruksi kita yang terlibat di ASEAN," ujarnya, Kamis (15/8).

Pengalaman dalam menangani konstruksi dalam negeri yang besar ketimbang negara ASEAN lain, membuat perusahaan konstruksi nasional memiliki daya saing yang tinggi.

Kendati begitu, kata Hediyanto, perusahaan konstruksi nasional akan didorong untuk bekerjasama dengan negara-negara ASEAN.

"Kita punya kemampuan membangun jalan yang lebih panjang dan properti yang lebih luas dibanding negara ASEAN lain," ujarnya.

Sebagai gambaran, saat ini perusahaan konstruksi nasional akan menggarap proyek di Myanmar. Hediyanto berharap, dengan terbukanya pasar konstruksi lewat MEA 2015 dapat meningkatkan kualitas perusahaan konstruksi nasional.

Sependapat, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPKJKN), Tri Widjajanto menyatakan, perusahaan konstruksi Indonesia cukup bisa bersaing dalam pasar ASEAN.

Ia beralasan, nilai pasar konstruksi nasional yang mencapai Rp 400 triliun di tahun ini akan menjadi motor penggeraknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×