Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Penjualan produk elektronik di pasar domestik selama semester I-2013 masih tumbuh lumayan tinggi. Meski begitu, angka pertumbuhan penjualan elektronik ini masih di bawah ekspektasi para pelaku usaha.
Dalam enam bulan pertama tahun ini, penjualan produk elektronik mencapai Rp 16 triliun, naik 14% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Padahal, "Awalnya, kami proyeksikan penjualan elektronik bisa tumbuh 15%," jelas Rudyanto, Ketua Electronic Marketers Club (EMC).
Rudyanto menambahkan, target pertumbuhan penjualan elektronik yang melesat pada paruh pertama tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, akibat kenaikan harga produk elektronik.
Rudyanto bilang, kenaikan harga produk elektronik dipicu oleh kenaikan beban produksi produsen akibat upah buruh dan biaya energi naik. Kondisi ini diperparah dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Menurut Rudyanto, pelemahan nilai tukar rupiah berimbas pada beban keuangan produsen elektronik yang membengkak karena harga impor menjadi lebih tinggi. Maklum, sebagian besar komponen elektronik yang diproduksi di tanah air masih harus diimpor. Bahkan, "Ada beberapa produk jadi yang diimpor secara utuh," jelasnya.
Sementara itu, kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga berdampak pada penjualan produk elektronik. Kenaikan harga BBM ini menyebabkan biaya distribusi ikut terkerek dan mendorong harga jual di tingkat ritel.
Di sisi lain, kenaikan harga BBM juga berdampak pada pelemahan daya beli konsumen. Alhasil, konsumen cenderung menahan diri untuk membeli produk elektronik.
Selama semester I-2013, kata Rudyanto, penjualan produk elektronik di dalam negeri masih didominasi oleh produk televisi. Sepanjang Januari hingga Juni 2013, penjualan tv berkontribusi 37,5% terhadap total penjualan produk elektronik. Angka ini setara dengan Rp 6 triliun.
Meski masih jadi kontributor utama, Rodyanto bilang, pertumbuhan penjualan televisi justru paling loyo. Hal ini disebabkan penetrasi produk televisi sudah lebih tinggi dibanding produk lain.
Penjualan lemari es selama paruh pertama 2013 mencapai Rp 3,3 triliun dengan kontribusi sebesar 20,62% terhadap total penjualan produk elektronik. Sedangkan kontributor penjualan produk penyejuk udara alias Air Conditioner (AC) mengkontribusi 15,5% dari total penjualan atau setara dengan Rp 2,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News