Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Pada tahun ini di Asia, perlambatan ekonomi China menyebabkan volume merger dan akuisisi di negara itu turun 14% YoY menjadi US$ 380,3 miliar, sementara kekacauan politik yang dipicu oleh gejolak pro-demokrasi Hong Kong membuat para pembuat kesepakatan di wilayah yang lebih luas itu gelisah.
Di Inggris, pasar merger dan akuisisi terbesar di Eropa, kesepakatannya turun 4%yoy menjadi US$ 220,6 miliar, dengan sebagian besar tahun didominasi oleh debat politik tentang kapan dan bagaimana Inggris akan meninggalkan Uni Eropa.
Baca Juga: Efek perang dagang, nilai akuisisi perusahaan China di luar negeri merosot tajam
"Ketidakpastian pasar di Inggris telah mendukung dana ekuitas swasta, yang telah sangat aktif dan telah melakukan sejumlah kesepakatan take-private, termasuk Merlin Entertainments, Sophos dan Cobham," kata Cyrus Kapadia, kepala eksekutif Lazard Ltd operasi Inggris.
Sementara Amerika Serikat menyumbang hampir setengah dari volume merger dan akuisisi global pada 2019. Adapun nilai merger dan akuisisi AS yang diumumkan senilai US$ 1,8 triliun. naik 6% dari tahun lalu.
“Mega-deal adalah fitur utama dari pembuatan kesepakatan tahun ini, terutama di Amerika Serikat, di mana sebagian besar transaksi ini terjadi,” kata co-head global M&A Goldman Sachs Group Inc (GS.N) Gilberto Pozzi.
Baca Juga: Para miliarder yang murah hati di 2019: Warren Buffett sumbang US$ 3,6 miliar
Haryadi mengatakan, untuk nilai transaksi merger dan akuisisi di tahun ini susah di prediksi. "Contohnya Bank Muamalat seharusnya harus ada corporate action karena modalnya ditambah, dasarnya belum ada yg muncul," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News