kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

APJII Siap Dukung Program Pemerintah di G20 dan Transformasi Ekonomi Berbasis Digital


Senin, 14 November 2022 / 16:53 WIB
APJII Siap Dukung Program Pemerintah di G20 dan Transformasi Ekonomi Berbasis Digital
ILUSTRASI. An officer stands guard ahead of the G20 summit in Nusa Dua, Bali, Indonesia, November 13, 2022. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Acara puncak G20 tinggal hitungan jari. Nah,  salah satu agenda Presidensi G20 Indonesia adalah transformasi ekonomi berbasis digital.

Untuk mendukung agenda Presidensi G20 Indonesia, pemerintah menyelenggarakan Digital Transformation Expo (DTE). Event DTE hingga 17 November 2022 ini merupakan kali pertama di ajang G20.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Komimfo), Johnny G. Plate menyatakan pameran teknologi digital terkini di acara Presidensi G20 tahun 2022 kali ini menjadi penanda kolaborasi transformasi digital bagi seluruh negara Anggota G20.

Menurut Johnny, kehadiran DTE tidak hanya memberikan kesempatan bagi negara-negara untuk bertukar pengetahuan saja. Dengan DTE ini diharapkan  semua pihak lebih yakin dengan upaya digitalisasi negara anggota G20.

Baca Juga: Perang Tarif Merambat Ke Layanan Fixed Broadband, APJII Bilang Masih Wajar

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif Angga menilai, agar mendukung transformasi ekonomi berbasis digital di Indonesia, membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang handal dan tersebar luas.

"Seluruh anggota APJII siap mendukung pemerintah umewujudkan transformasi ekonomi berbasis digital dengan mengelar jaringan telekomunikasi dan memberikan layanan dengan harga yang terjangkau," kata Arif, dalam keterangan tertulis, Senin (14/11).. Salah satunya melalui pembayara Quick Response Indonesia Standard (QRIS) dan kini berkembang menjadi QRIS lintas negara.

Arif mengakui, pengembangan connectivity di Indonesia, memiliki beberapa tantangan. Tantangan utama dalam penggelaran jaringan telekomunikasi ini adalah kondisi geografis Indonesia yang unik. Saat ini, pengguna internet terbesar di Indonesia masih berada di Pulau Jawa sebesar 41,7%. Menyusul Pulau Sumatera sebesar 16,2%.

Baca Juga: WIR Group dan APJII Tampilkan Kemajuan Transformasi Digital Indonesia pada DEWG ke-4

Agar pemerataan jaringan internet di Indonesia dapat terjadi, APJII terus meningkatkan kapasitas Indonesia Internet Exchange (IIX) dan Internet Exchange APJII yang tersebar di 14 wilayah. Langkah ini untuk membantu meningkatkan kualitas dan efisiensi konektivitas internet lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×