kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Apkasindo Sebut Kunjungan Wapres Jadi Tonggak Sejarah Petani Sawit di Papua Barat


Minggu, 16 Juli 2023 / 09:11 WIB
Apkasindo Sebut Kunjungan Wapres Jadi Tonggak Sejarah Petani Sawit di Papua Barat
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin untuk meninjau kegiatan peremajaan sawit rakyat yang sudah ditanam seluas 2.044 hektar di Kampung Wasige, Distrik Prafi, Manokwari, dari Papua Barat, Sabtu (15/7/ 2023).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyambut baik kunjungan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin untuk meninjau kegiatan peremajaan sawit rakyat yang sudah ditanam seluas 2.044 hektar di Kampung Wasige, Distrik Prafi, Manokwari, dari Papua Barat, Sabtu (15/7/ 2023).

Dalam kunjungan tersebut, Wapres menyaksikan penyerahan Rekomendasi Teknis (Rekomtek) PSR dan pabrik sawit petani dari Direktur Jenderal Perkebunan kepada Koperasi Produsen Arfak Sejahtera.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres menyampaikan bahwa Program PSR ini menjadikan perkebunan sawit yang sudah tidak produktif, kembali menjadi produktif.

Baca Juga: Apkasindo Berharap Tak Ada Lagi Hambatan Peremajaan Sawit Rakyat

"Sawit di daerah seluas 9.000 hektar ini sudah mulai tidak produktif, karena sudah tua, kemudian dengan adanya PSR sejak 2021 ini, suatu perubahan supaya bisa produktif lagi dan hasilnya supaya besar lagi," ujar Wapres seperti dikutip dari siaran pers Apkasindo.

Wapres pun mendukung percepatan rencana pembangunan pabrik kelapa sawit di Papua agar hasil panennya dapat diolah sendiri. "Saya perintahkan agar dipercepat, jangan ditunda-tunda lagi," tegas Wapres.

Ketua Umum Apakasindo, Gulat ME Manurung, mengatakan bahwa penyerahan Rekomendasi Teknis Pabrik Sawit Koperasi Petani dan PSR merupakan tonggak sejarah baru bagi perkebunan sawit  petani di Papua Barat. 

Terkhusus pabrik sawit koperasi petani telah lama ditunggu-tunggu kehadirannya karena selama ini petani sawit menjual hasil panen kepada pabrik di luar Manokwari yang jaraknya puluhan kilometer. 

Baca Juga: Ini Kendala Realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Rendah

Akibatnya, petani mendapatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang sangat rendah dan kualitas TBS akan menurun karena pengiriman buah sawit petani dari kebun sampai pabrik paling lama 2 x 24 jam, tapi dengan kondisi tersebut TBS baru dapat dikirim ke pabrik sawit sampai 4 hari.

Gulat menjelaskan kapasitas olah pabrik sawit yang akan dibangun sebesar 15 Ton TBS per jam yang dapat ditingkatkan menjadi 30 Ton TBS  per jam. Dengan kapasitas pabrik sawit sebesar 15 ton per jam dengan pertimbangan kemampuan kebun sawit yang produktif untuk memasok TBS sebagai bahan bakunya. 

"Jika nantinya semua lahan Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sudah diremajakan dan memasuki fase tanaman produktif. Nantinya, kapasitas pabrik sawit dapat ditingkatkan menjadi kapasitas 30 ton per jam," urainya. 

Adapun kebutuhan dana pembangunan pabrik sawit milik Koperasi sebesar Rp 80 miliar. Dari jumlah tersebut,  BPDPKS menyiapkan dana untuk pembangunan. Kekurangannya akan dipinjam oleh Koperasi ke salah satu bank milik pemerintah melalui KUR.

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sedang mengikuti Program Peremajaan Sawit Rakyat yang memanfaatkan Dana Hibah dari BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) sebesar Rp 30 juta per ha.

Baca Juga: Sepanjang 2017-2022, BPDPKS Gelontorkan Rp 7,5 Triliun untuk Peremajaan Sawit Rakyat

Saat ini sudah menerima Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 2.044 Ha atau senilai 60 M, dimulai tahun 2020 (252 ha), 2021 (928 ha) dan tahun 2022 (864 ha). 

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera memiliki lahan sawit seluas 9.400 Ha terdiri dari Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 3.100 ha dan  Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 2.044 ha sehingga total potensi kebun sawit yang produktif seluas 5144 hektar. Sedangkan kebun sawit perlu diremajakan melalui  Program PSR selanjutnya seluas 4.256 ha. 

Ketua Koperasi Produsen Arfak Sejahtera,Paiki Dorteus, berterimakasih kepada semua pihak, terkhusus kepada Bapak Wakil Presiden, Kementerian Pertanian, BPDPKS, Bupati Manokwari, Gubernur Papua Barat dan tentunya APKASINDO yang tidak pernah Lelah mendampingi petani sawit Papua Barat untuk PSR dan pendirian PKS ini.

"Dengan segala keterbatasan kami, tanpa Bapak Ibu sekalian mustahil bagi kami untuk mendirikan pabrik sawit.  Kami berjanji akan menjadikan PKS ini sebagai teladan bagi semua petani sawit sehingga akan menambah semangat saudara kami petani sawit yang tersebar dari Aceh sampai Papua," ujar Paiki. 

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera memiliki luas perkebunan sawit sebesar 9.400 Ha yang tersebar di 3 kecamatan/distrik yaitu Warmare, Prafi, Masni. Perkebunan sawit ini berasal dari Pola PIR seluas 4.400 Ha, KKPA seluas 3.000 Ha dan Program Pemerintah Daerah seluas 2000 ha. Total anggota Koperasi Produsen Arfak Sejahtera ini adalah 4.998 KK dengan rata-rata kepemilikan 1,88 hektar per KK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×