kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

APLN belum tertarik bangun apartemen di Batam


Sabtu, 25 Juni 2016 / 13:49 WIB
APLN belum tertarik bangun apartemen di Batam


Reporter: Melati Amaya Dori | Editor: Dikky Setiawan

BATAM. Biasa dikenal dengan proyek highrise dan mix used di Jakarta, PT Agung Podomoro Land, tbk (APLN) tak lantas fokus membangun highrise di Batam. 

Agung Wirajaya, Assistant Vice President Strategic Marketing Residential APLN menyatakan, hal tersebut dikarenakan saat ini kebutuhan warga Batam masih didominasi rumah tapak dibandingkan highrise.

Hal tersebut terlihat dari penjualan Orchard Park Batam, yang sudah terjual hingha 97 % sejak 2,5 tahun diluncurkan. Orchard Park sendiri merupakan kawasan yang dibangun di atas lahan seluas 42 hektar di wilayah Batam Center.

Targetnya, akan dibangun 5 cluster yang terdiri dari 1.200 unit rumah, 121 shop house dan comercial area. 

Di area tersebut, sebenarnya sudah berdiri apartemen sebanyak 100 unit, namun, merupakan proyek mangkrak yang diakuisisi APLN.

“Untuk Batam Center kami fokus residensial, karena highrise lebih cocok di Nagoya Hills,” ujar Agung, akhir pekan ini. 

APLN saat ini tidak memiliki lahan cadangan di Nagoya Hills. Karena sedang fokus di landed house, maka apartemen yang berada di kawasan Orchard Park tidak ditawarkan dan masih akan dikaji pengembangannya.

121 shop houses yang ditawarkan pun saat ini masih merupakan tes pasar bagi wilayah Batam untuk konsep mix used yang selama ini menjadi andalan APLN. Karena sudah terjual hampir 97%, maka dari 5 cluster yang ada, saat ini tinggal dua cluster yang ditawarkan. Yakni Cluster Durio dan Persea.

APLN yakin, konsep residensial masih akan berkembang pesat di Batam. Karena karakteristik masyarakat Batam yang memang lebih senang tinggap di Ruko dibanding rumah biasa. Bahkan Batam sempat dikenal sebagai kota 1000 ruko.

“Nah, memindahkan pola pikir dari tinggal di ruko menjadi di rumah menjadi target edukasi hingga kemudian jadi target pasar kami ke depannya,” tambah Agung. 

Agung yakin, fokus bisnis dan penyerapan landed house di Batam masih akan bagus dalam 5 tahun ke depan. Sedangkan untuk highrise premium akan cocok difokuskan pada 5-10 tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×