kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APP Bakal Dongkrak Produksi Tisu 30%


Senin, 08 Februari 2010 / 06:45 WIB


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. Raksasa kertas Indonesia, Grup Sinar Mas alias Asia Pulp and Paper (APP) terus berbenah. Produksi bubur kertas (pulp) dan kertas lembaran empat anak usahanya yang melorot, tahun lalu, membuat mereka harus berinovasi. Makanya, tahun ini, perusahaan milik Eka Tjipta Widjaja ini bakal mendongkrak produksi kertas tisu. Alasannya, tisu sudah menjadi kebutuhan vital manusia. Tisu tidak hanya untuk keperluan toilet. tetapi juga kosmetik.

"Tahun ini kami akan meningkatkan produksi tisu hingga 30% dibandingkan tahun lalu," kata Gandhi Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas kepada KONTAN, pekan lalu. Sayang ia enggan menceriterakan besaran target produksi tisu itu. Yang jelas, hingga September 2009, seluruh perusahaan di bawah Sinar Mas baru memproduksi 132.000 ton tisu.

Sekedar mengingatkan Sinar Mas membawahi empat perusahaan pulp dan kertas. Yaitu, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills, dan PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry.

Keyakinan Sinar Mas mengerek produksi tisu memang beralasan. Sebab, potensi pasar tisu di luar negeri semakin membaik. Apalagi, harga tisu kian menanjak. Per September 2009 saja, banderol tisu sudah menembus US$ 800 hingga US$ 900 per ton. "Sekarang terus naik," kata Gandhi.

Dari segi kualitas, tisu buatan Indonesia juga tidak kalah dari China. Sayang, Sinar Mas terkendala impor bahan baku. Makanya, harga tisu Indonesia relatif lebih mahal dibandingkan dengan China.

Menurut Gandhi, tambahan produksi tisu Sinar Mas seluruhnya ditujukan untuk ekspor. Australia, Jepang dan Amerika Serikat (AS) adalah sederet negara yang menjadi tujuan ekspor tisu Sinar Mas. Sinar Mas mengekspor tisu itu dalam bentuk gulungan tanpa merek. "Contohnya di Australia, kami menggunakan merek lokal tapi itu produk Indonesia," beber Gandhi.

Ketua Umum Asosiasi Kertas Indonesia (APKI), HM Mansyur bilang, tisu adalah salah satu produk yang tidak terkena dampak krisis. Di Indonesia, produksi tisu dikuasai tiga perusahaan yaitu Sinar Mas, Tessa, dan Sopa Nusa. Ia bilang, peluang ekspor tisu masih terbuka lebar. Umumnya, Indonesia mengekspor tisu ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Australia.

Toh, rencana Sinar Mas menggenjot produksi tisu bukan tanpa kekhawatiran. Gandhi bilang, tudingan dumping tisu oleh Komisi Perdagangan Internasional AS kepada dua anak usahanya, Tjiwi Kimia dan Pindo Deli yang hingga kini masih ditelisik membuat mereka ketar ketir.

Beberapa waktu lalu, Sinar Mas pun telah melayangkan tanggapan kepada pemerintah AS. Dalam jawabannya, Sinar Mas membeberkan sejumlah fakta yang membantah praktik dumping. Salah satunya adalah bukti yang menegaskan ekspor kertas Sinar Mas ke AS hanya 3% dari pangsa pasar Negeri Paman Sam itu. Padahal, batas dilakukan penyelidikan dumping adalah jika satu perusahaan menguasai minimal 4% pangsa pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×