Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Asia Pulp & Paper (APP) mengaku serius mencegah kebakaran hutan, agar tak kembali terulang seperti tahun lalu.
Dalam lima tahun ke depan, APP menganggarkan US$ 10 juta untuk penegahan kebakaran.
Caranya adalah dengan menjalankan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Program ini merupakan pemberdayaan masyarakat melalui sistem pertanian dan kehutanan secara terintegrasi besama-sama mencegah kebakaran.
Menurut Direktur Asia Pulp & Paper (APP) Suhendra Wiriadinata program DMPA akan dilaksanakan pada 80 desa terpilih pada tahun ini.
Dan direncanakan program tersebut akan dilaksanakan di 120 desa tahun depan.
Desa-desa tersebut berada di dalam maupun di sekitar konsesi perusahan pemasok bahan baku kayu APP.
APP menyediakan insentif bagi desa yang berhasil menjaga wilayahnya dari kebakaran.
"Sebanyak US$ 10 juta telah dialokasikan APP untuk menjalankan program ini selama lima tahun mendatang," ujarnya, Senin (22/2).
Sementara untuk langkah persiapan menghadapi kebakaran, APP merekrut dan melatih kembali regu pemadam kebakaran.
Pos-pos pemantau kebakaran di lapangan juga ditambah.
Untuk deteksi dini, patroli kebakaran akan ditingkatkan.
Monitoring dan verifikasi titik api di lapangan juga akan diintensifkan.
Sebagai langkah antisipasi jika ada kebakaran, APP telah menyiapkan menyiapkan sejumlah helikopter berukuran kecil dan sedang untuk melakukan pengeboman air dari udara.
Suhendra juga memastikan, APP sudah mengoperasikan dua pabrik bubur kayu yaitu PT Indah Kiat Pulp and Paper di Perawang, Riau dan PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industries di Jambi.
Ia menjelaskan, kejadian kebakaran hutan yang terjadi pada tahun lalu tidak menggangu pasokan bahan baku bagi pabrik APP.
Perusahaan pemasok bahan baku kayu yang izinnya sempat dibekukan pun diyakini sudah bisa beroperasi lagi dalam waktu dekat.
Hal itu dikarenakan perusahan itu telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dua perusahaan pemasok bahan baku kayu bagi OPPM yang sempat dibekukan izinnya adalah PT Bumi Mekar Hijau dan PT Sebangun Bumi Andalas Wood Industries.
Menurut Suhendra, APP merugi jika terjadi kebakaran pada perusahan-perusahaan pemasok.
Untuk itu APP telah meningkatkan strategi manajemen pengendalian kebakaran dan menelan dana sedikitnya Rp 250 miliar sampai awal tahun 2016.
"Dana ini masih kemungkinan bertambah, tergantung kebutuhan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News