Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Tren penerapan sustainable fashion semakin berkembang seiring dengan gerakan dunia yang menuntut pelaku industri termasuk tekstil untuk lebih ramah lingkungan ditengah tingginya kesadaran akan kebutuhan produk yang ramah lingkungan. Hal ini mendorong permintaan bahan baku viscose rayon.
Salah satu yang berpeluang yakni PT Asia Pacific Rayon (APR). Basrie Kamba, Direktur APR menjelaskan sebagai produsen serat viscose rayon terintegrasi pertama di Indonesia, Asia Pacific Rayon (APR) menghasilkan produknya dari pengelolaan lestari dan berkelanjutan.
Baca Juga: Mengenal viscose rayon, bahan baku fesyen berkelanjutan
Hal tersebut dibuktikan dengan sertifikasi internasional dan nasional yang dimiliki pemasok utamanya, APRIL Group.
Sebagai bahan bagian dalam APRIL Group, APR mengambil bahan baku dari sister company yakni PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
RAPP menjual komoditas bahan baku dissolving pulp dan PT Asia Pacific Rayon membelinya untuk dijadikan viscose Rayon untuk bisa memenuhi kebutuhan permintaan industri tekstil, baik itu untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.
"Kebutuhan viscose terus meningkat di industri fashion yang ingin bahan baku ramah lingkungan," kata Basrie, Selasa (2/9).
Basrie menambahkan kebanyakan viscose digunakan untuk pakaian muslim, pakaian pantai. Kedepannya APR akan kembangkan ke industri kain batik dan tenun.
Saat ini pabriik APR yang berkapasitas 240.000 ton ini berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia.
Namun karena pabrik baru mulai beroperasi pada Desember 2018 kapasitas yang baru bisa diproduksi masih sekitar 105.000 ton. Ditargetkan pada awal tahun 2020 kapasitas produksi sudah bisa maksimal digunakan.
Adapun sebanyak 55% penjualan APR diekspor ke 15 negara. Seperti Turki, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Srilanka. Pasar ekspor memang potensial. Menurut perhitungan APR kebutuhan viscose internasional mencapai 5,3 juta ton per tahun.
Sedangkan sisanya dijual ke pabrikan benang dan kain dalam negeri. "Fokus kami membantu menekan impor viscose rayon dan mengembangkan ekosistem viscose dalam negeri," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News