kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aprindo: Peritel rugi ratusan miliar gara-gara listrik padam


Senin, 05 Agustus 2019 / 20:19 WIB
Aprindo: Peritel rugi ratusan miliar gara-gara listrik padam


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemadaman listrik yang terjadi secara bersamaan di berbagai wilayah yang terjadi Minggu (4/8), berdampak besar terhadap aktivitas bisnis tak terkecuali sektor ritel.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menaksir potensi kerugian yang dialami anggotanya bisa mencapai Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar setiap 6 jam.

“Kalau kemarin saja mulai pukul 11.50 hingga pukul 22.00 atau jam normal operasional gerai berakhir, listrik masih padam. Bisa dikalikan berapa kerugian yang kami derita,” ujar Roy Mandey, Ketua Umum Aprindo seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (5/8).

Baca Juga: ESDM akan bikin aturan soal kompensasi jika listrik mati lagi

Roy menambahkan, pemadaman listrik ini pun menambah biaya operasional perusahaan ritel. Pasalnya, beberapa gerai terpaksa menggunakan genset diesel agar tetap bisa beroperasi. 

“Demi kenyamanan konsumen, kami menggunakan genset diesel berbahan bakar solar yang tentu berimbas pada naiknya biaya operasional, dan itu seharusnya tidak perlu kami keluarkan” tambah Roy.

Pemadaman listrik pun dianggap berpengaruh pada kenyamanan masyarakat. Pasalnya, masyarakat tidak bisa menggunakan berbagai fasilitas karena adanya gangguan, seperti gangguan pada jaringan pembiayaan elektronik hingga penurunan kualitas produk.

Baca Juga: Listrik mati, konsumen menunggu itikad baik pemerintah untuk ganti rugi

Roy menambahkan, potensi kehilangan penjualan pun terlihat akibat masyarakat yang enggan berbelanja. Padahal menurutnya, di hari Minggu, banyak masyarakat yang menghabiskan waktu luangnya di gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan.

Roy pun menyayangkan adanya pemadaman listrik di sejumlah wilayah. Menurutnya, PLN seharusnya memberi informasi ke pengusaha terkait pemadaman ini sehingga pelayanan pada masyarakat bisa dijalankan secara maksimal.

Baca Juga: Kerugian operator selular akibat pemadaman listrik bisa mencapai Rp 100 miliar

PLN juga diminta untuk bertindak lebih cepat dan tanggap bila terjadi gangguan pada gardu listrik. “Kami setuju bahwa seharusnya PLN mempunyai sistem mumpuni untuk mengantisipasi masalah semacam ini, back up plan yang reaktif terhadap gangguan dan contingency plan yang terencana” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×