kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

APTI: Produksi tembakau 2016 bisa anjlok 50%


Kamis, 06 Oktober 2016 / 15:38 WIB
APTI: Produksi tembakau 2016 bisa anjlok 50%


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Produksi tembakau nasional belum mengalami perbaikan. Pasalnya, sampai saat ini produksi nasional terus anjlok. Soeseno, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengaku bila produksi tahun ini diprediksi turun sekitar 50% dari produksi tahun 2015 yang sebesar 164.000 ton.

Anjloknya jumlah produksi disebabkan tingginya curah hujan yang sudah terjadi di awal tahun. Ini mengganggu musim tanam petani. "Mereka akhirnya memundurkan waktu tanam atau memilih tidak menanam tembakau karena takut gagal panen," katanya pada KONTAN, Kamis (6/10).

Soeseno bilang, saat ini jumlah lahan yang ditanami turun sekitar 40% dari semula. Pada tahun 2010 luas lahan tembakau di indonesia seluas 157.418 ha. Kualitas tembakau yang dihasilkan pun turun karena daun tembakau mengandung banyak air sehingga saat proses penjemuran dan pewarnaan tidak sempurna.

Karena persediaan turun, harga tembakau pun terkerek naik. Soeseno bilang, saat ini harga tembakau mencapai Rp 40.000-Rp 50.000 per kg. Harapannya, sampai dengan akhir Oktober ini harga terus naik. "Padahal sebelumnya harga tembakau sempat turun sampai Rp 26.000 per kg," ujarnya. 

Cukai tembakau

Terkait kenaikan cukai rokok dan harga jual eceran rokok yang ditetapkan pemerintah untuk tahun depan, masih belum direspons oleh petani tembakau apakah akan menurunkan produksi atau tidak. Soeseno mengatakan, akan segera mensosialisasikan kondisi tersebut kepada pada petani dan menunggu respon dari industri rokok, apakah jumlah produksi rokok masih tetap atau diturunkan.

" Kami saat ini masih wait and see, untuk menentukan berapa yang akan kami tanam di musim tanam tahun depan," pungkasnya.

Sekadar informasi, lebih dari 90% produksi tembakau digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri rokok. Dan, sampai saat ini, petani tembakau masih belum menemukan sektor usaha alternatif untuk penyaluran tembakau selain untuk bahan baku industri rokok.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×