Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno mengatakan, produksi tembakau tahun ini sangat tergantung pada kondisi cuaca.
Menurut Soeseno, musim tanam tembakau baru akan dimulai pada Mei. Karena itu, bila musim hujan berakhir tepat pada April sampai Mei, diperkirakan lahan yang ditanami akan lebih banyak.
"Tetapi kalau musim kemarau lebih pendek, maka tembakau yang sudah ditanam juaga akan jelek, sehingga produksi akan rendah," jelas Soeseno kepada KONTAN, Selasa (6/2).
Tahun lalu, produksi tembakau lokal yang terpantau sebanyak 160.000 ton. Angka ini meningkat dibandingkan produksi di tahun 2016, di mana produksinya hanya berkisar 70.000 ton. Hal ini dikarenakan pada 2016 terjadi kemarau basah.
"Karena banyak yang rusak, produksi hanya sekitar 40%. Di 2017 cuaca cukup bagus, sehingga banyak petani yang menanam," tambah Soeseno.
Bila kondisi cuaca normal, produksi maksimal tembakau lokal sebanyak 200.000 ton. Menurut Soeseno, produsi tembakau lokal masih terserap industri. Hal ini dikarenakan kebutuhan tembakau oleh idustri dalam negeri berkisar 300.000 ton setiap tahunya.
Karea itulah, Soeseno mengatakan, industri rokok dalam negeri pun masih mengandalkan tembakau yang didapatkan lewat impor. Terlebih, beberapa tembakau yang dibutuhkan industri tidak bisa diproduksi di dalam negeri. "Contohnya tembakau oriental dan white burley, kita punya hanya sedikit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News