kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APTRI: Ketimbang impor, pemerintah harus kerek produktivitas petani dan pabrik gula


Rabu, 29 Agustus 2018 / 20:04 WIB
APTRI: Ketimbang impor, pemerintah harus kerek produktivitas petani dan pabrik gula
ILUSTRASI. PETANI TEBU


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengkritisi langkah pemerintah yang membuka keran impor gula. Menurut APTRI, ketimbang membuka keran impor gula industri dan rafinasi, seharusnya pemerintah fokus pada upaya peningkatan produktivitas petani tebu dan meningkatkan kualitas rendemen pabrik gula.

Ketua APTRI Soemitro Samadikoen menyampaikan, bila pemerintah ingin mencapai tujuan swasembada gula, seharusnya kualitas petani dan produksi pabrik gula harus ditingkatkan.

"Tingkatkan produktivitas tebu dengan mengganti tebu dengan kualitas yang lebih tinggi, saat ini (tinggi) tebu hanya dua meter, padahal ada yang empat meter," jelasnya.

Menurut Soemitro, langkah penelitian bisa ditempuh dengan memberdayakan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Tapi sayangnya P3GI kerap kesulitan melakukan penelitian karena tidak mendapatkan pembiayaan dari BUMN.

Kemudian untuk meningkatkan produksi gula, pabrik gula juga harus diperbaiki. Rendemen pabrik gula Indonesia sekitar 7% dan kalah jauh dari negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 14%. 

Untuk menghadapi ini, Soemitro melihat pemerintah harus membangun pabrik baru dengan mesin yang lebih efisien dan baik, serta merevitalisasi pabrik-pabrik yang masih bisa didayakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×