Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun ini, tepatnya pada 2 Januari 2022, terjadi bencana alam yang berdampak di salah satu pit milik anak usaha PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Tambang Tondano Nusajaya. Manajemen ARCI menyebut bahwa bencana alam tersebut salah satunya mengakibatkan rusaknya dinding kerja tambang.
Dengan terjadinya bencana ini, Corporate Secretary PT Archi Indonesia Tbk Harry Margatan mengatakan setelah kejadian bencana alam yang berdampak ke salah satu pit Perseroan, manajemen telah menyesuaikan kebutuhan belanja modal.
“Namun, beberapa belanja modal yang dialokasikan untuk eksplorasi akan tetap dilaksanakan dengan fokus di area Timur (Eastern Corridor) dan Barat (Western Corridor),” jelasnya seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (13/4).
Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik, Begini Rencana Kerja Archi Indonesia (ARCI) Tahun Ini
Tak hanya berdampak pada belanja modal saja, berdasarkan situasi terkait bencana alam tersebut, manajemen ARCI memperkirakan produksi emas pada tahun 2022 akan terdampak sekitar 25% dibandingkan jumlah produksi pada tahun 2021, dan lebih jauh terhadap kinerja keuangan.
Namun sayang, Harry sampai saat ini belum bisa membeberkan berapa tepatnya angka final capex dan kinerja keuangannya di tahun ini.
Kendati demikian, manajemen ARCI telah menyiapkan strategi untuk terus menghadapi tahun ini. Archi Indonesia berencana untuk berfokus pada optimalisasi penuh aktivitas penambangan di pit Toka, Kopra dan Alaskar yang baru. Kemudian, memastikan pit yang terdampak bencana untuk dapat beroperasi kembali sesuai jadwal.
Tidak hanya itu, ARCI juga akan melanjutkan implementasi langkah-langkah strategis untuk efisiensi biaya, terutamanya biaya aktivitas penambangan dan pengolahan. Dan memastikan keberlangsungan aktivitas eksplorasi di wilayah Koridor Barat serta identifikasi target-target Brownfield dan Greenfield lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Mineral dan Cadangan Bijih;
ARCI juga akan mengejar bisnis pemurnian (refinery) sebagai bagian dari visi Perseroan menjadi perusahaan tambang emas yang terintegrasi. Perihal perkembangan mengenai aktivitas eksporasi ARCi di tahun ini, sampai dengan Maret 2022 Archi Indonesia telah merealisasikan belanja modal untuk kegiatan eksplorasi senilai US$ 1,31 juta atau setara dengan Rp 18,8 miliar.
Melansir laporan eksplorasi yang disampaikan manajemen ARCI pada 11 April 2022, kegiatan eksplorasi yang dilakukan Archi Indonesia melalui entitas anak PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya fokus pada kegiatan pemetaan di area greenfield dan program pengambilan contoh tanah dan pemetaan semi detail sampai detail pada area brownfield di western corridor.
Selain itu, pihaknya juga melaksanakan kegiatan pengeboran Eksplorasi dan pengembangan Sumber Daya (Resource Definition) Emas di Wesco Project dan pengeboran Eksplorasi di bagian selatan Prospek Marawuwung.
Biaya kegiatan eksplorasi yang dikeluarkan ARCI pada Januari-Maret 2022 senilai US$ 1,31 juta. Perinciannya, biaya eksplorasi pada Januari 2022 senilai US$ 479.910 atau setara Rp 6,9 miliar, Februari senilai US$ 419.773 (Rp 6 miliar), dan Maret sebesar US$ 411.920 (Rp 5,9 miliar).
Sampai dengan Maret 2022, total titik bor dan kedalaman pengeboran yang telah direalisasikan ARCI masing-masing sekitar 11 titik dan 2.882,9 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News