kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Argha Karya Prima Industry (AKPI) kejar penjualan Rp 2,4 triliun di tahun 2021


Selasa, 05 Januari 2021 / 15:54 WIB
Argha Karya Prima Industry (AKPI) kejar penjualan Rp 2,4 triliun di tahun 2021


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Argha Karya Prima Industry Tbk siap mengungkit kinerja di tahun 2021. Sampai tutup tahun nanti, emiten kemasan berkode saham AKPI tersebut mengejar target penjualan sekitar Rp 2,4 triliun.

Target penjualan AKPI pada tahun ini sedikit lebih besar dibandingkan target penjualan tahun lalu yang sekitar Rp 2,3 triliun. Optimisme untuk mengejar target tersebut didasarkan pada kondisi pasar kemasan tahun ini.

Direktur Argha Karya Prima Industry Jimmy Tjahjanto menilai bahwa prospek bisnis kemasan pada tahun ini masih cukup menjanjikan lantaran ditopang oleh permintaan dari sektor makanan minuman (mamin) yang merupakan kebutuhan primer.

Baca Juga: Diversifikasi bisnis hingga perdalam pasar, ini agenda bisnis HOKI di tahun 2021

“Dengan tingkat kepedulian masyarakat yang sudah semakin taat akan kebersihan, tentunya packaging akan lebih dibutuhkan di masa sekarang ini,” kata Jimmy kepada Kontan.co.id, Senin (4/1).

Selama ini, produk kemasan AKPI memang lebih banyak menyasar sektor barang konsumer, khususnya industri mamin. Selebihnya, produk kemasan perusahaan juga menyasar produk lain rokok, laminasi kertas, adhesive tape, dan lain-lain. Hanya saja, Jimmy tidak merinci bagaimana komposisi kontribusi dari masing-masing sektor tersebut dalam penjualan perusahaan.

Untuk mencuil peluang pasar yang ada, AKPI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 30 juta dari kas internal dan pendanaan bank untuk merampungkan agenda ekspansi penambahan kapasitas untuk lini bisnis kemasan Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP). 

Menurut penjelasan Jimmy, total lini BOPP yang baru itu memiliki kapasitas produksi sekitar 24.000 ton per tahun. Targetnya, lini produksi anyar tersebut bisa beroperasi komersial pada Oktober atau November tahun ini.

Selain memperbesar kapasitas, AKPI juga berencana terus mengembangkan pasar di wilayah-wilayah seperti Asia, Afrika, dan Eropa. Mengintip laporan keuangan interim per 30 September 2020, penjualan perusahaan di wilayah Asia (non Timur Tengah) di sepanjang Januari-September 2020 mencapai Rp 327,07 miliar atau  setara dengan 19,65% dari total penjualan pada periode tersebut.

Baca Juga: Lakukan efisiensi, Supreme Cable Manufacturing (SCCO) beli aset Setia Pratama Lestari

Selanjutnya, masih pada periode yang sama, penjualan di wilayah Afrika mencapai Rp 76,58 miliar (4,60%), sedangkan penjualan di wilayah Eropa tercatat sebesar Rp 19,72 miliar (1,18%).

Sementara itu, kontribusi penjualan paling besar berasal dari penjualan di wilayah Indonesia dengan nilai Rp 1,08 triliun atau setara 65,20% dari total penjualan AKPI di sepanjang Januari-September 2020. Sisanya, penjualan AKPI pada periode ini menyasar beberapa wilayah seperti Amerika, Timur Tengah, serta Australia dan Selandia Baru.

Meski berencana melakukan pengembangan pasar ekspor, Jimmy menegaskan bahwa AKPI bakal tetap mempertahankan pasar dalam negeri, namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut apakah porsi kontribusi penjualan domestik perusahaan akan berkurang, tetap, atau justru bertambah pada tahun tahun ini.

“Untuk pasar domestik tetap dipertahankan,” imbuh Jimmy singkat.

Selanjutnya: Waskita Karya (WSKT) bidik perolehan kontrak baru sebesar Rp 32 triliun pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×