Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arkora Hydro (ARKO) menandatangani fasilitas pembiayaan sebesar Rp 223 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Penandatanganan itu dilakukan ARKO melalui salah satu anak usahanya, PT Arkora Hydro Malili (AHM).
Nantinya, fasilitas pembiayaan itu akan digunakan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tomoni. Khususnya, untuk konstruksi proyek PLTA Tomoni dengan kapasitas sebesar 10 MW (2 x 5 MW) di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Presiden Direktur ARKO, Aldo Artoko mengatakan, fasilitas pembiayaan ini ditujukan untuk fasilitas kredit investasi serta fasilitas Interest During Construction (IDC).
“Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan ini adalah 180 bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian pembiayaan yakni 15 Agustus 2024,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (19/8).
Setelah Commercial Operation Date (COD) PLTA Tomoni yang ditargetkan pada kuartal II 2026, pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) ini akan menjadi PLTA kelima di bawah ARKO.
Baca Juga: Arkora Hydro (ARKO) Targetkan Pendapatan Capai Rp255,7 Miliar Tahun Ini
Perkiraannya, PLTA Tomoni mampu berkontribusi sekitar 22,1% dari total produksi listrik ARKO setelah PLTA Yaentu dan PLTA Kukusan yang masing-masing ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2024 dan kuartal III 2025 secara berurutan.
Dengan beroperasinya PLTA Tomoni nanti, ARKO juga akan semakin berperan dalam mendukung Pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Sejak tahun 2017 hingga 2023, ARKO berhasil melakukan penurunan gas rumah kaca sebanyak kurang lebih 323,473 ton CO?eq (karbon dioksida ekuivalen),” ungkapnya.
PT SMI, sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam hal percepatan transisi energi serta pembiayaannya di Indonesia.
Fasilitas pembiayaan ini merupakan wujud komitmen PT SMI dan ARKO dalam membawa dampak positif bagi Indonesia untuk masa depan yang bebas emisi dan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini juga merupakan yang pertama antara kedua belah pihak dan diharapkan dapat membuka kesempatan kolaborasi bersama yang lebih jauh lagi di masa mendatang,” paparnya.
Aldo mengatakan, fasilitas pembiayaan ini memiliki andil terhadap peningkatan ketahanan energi nasional berbasis EBT di Indonesia.
“Pada Juli 2024, progres dari pembangunan PLTA Tomoni sudah mencapai 6,6% dan diharapkan perkiraan COD-nya akan jatuh pada kuartal 2 tahun 2026,” katanya.
Sebagai catatan, penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) PLTA Tomoni dengan PT PLN telah berlangsung pada Desember 2023. Perjanjian ini berlaku selama 25 tahun sejak COD.
Dengan demikian, fasilitas pembiayaan ini tentu dapat membantu pengembangan bisnis berkelanjutan Perseroan dalam jangka panjang.
“Ke depannya, kami akan terus menjaga komitmen untuk menerangi Indonesia dengan listrik berbasiskan energi bersih dengan cara terus mengembangkan semakin banyak lagi PLTA di berbagai wilayah di Indonesia,” tutur Aldo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News