Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) terus memperkokoh posisi dengan ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) jenis run-of-river atau pemanfaatan aliran sungai.
Direktur Utama Arkora Hydro, Aldo Artoko memaparkan, saat ini perseroan tengah mengonstruksi PLTA Proyek Kukusan II yang berlokasi di Kukusan, Lampung. Dengan kapasitas sebesar 5,4 MW, proyek ini telah 96,1% rampung per Oktober 2025.
“Sekarang ini tim kami bekerja siang dan malam untuk mengejar target commercial operation date (COD) akhir tahun ini,” ujar Aldo dalam paparan publik, Selasa (25/11/2025).
Baca Juga: Pasca Melandai Tahun Ini, Penjualan Alat Berat Berpotensi Tumbuh 5%-10% pada 2026
Lebih lanjut, PLTA lainnya yang masih di bawah konstruksi adalah Proyek Tomoni dengan kapasitas 10 MW.
Aldo membidik, proyek di Luwu Timur, Sulawesi Selatan ini dapat dikomersialisasikan pada separuh pertama 2026. Per Oktober 2025, PLTA ini telah 52,7% menuju selesai.
“Proyek ini salah satu proyek yang mempunyai tunnel sepanjang 1,2 kilometer,” tambahnya.
Arkora Hydro belum lama ini juga meneken kontrak untuk membangun PLTA run-of-river lainnya, yakni Proyek Pongbembe di Sulawesi Selatan yang berkapasitas 20 MW.
“Per November ini, kami sudah memulai pekerjaan persiapan konstruksi. COD diharapkan 4-5 tahun setelah konstruksi dimulai,” kata Aldo.
Baca Juga: Terminal LPG Arun Rampung Direvitalisasi, Distribusi LPG Aceh Makin Lancar
Asal tahu saja, emiten grup Astra ini telah mengoperasikan sejumlah proyek PLTA sejenis. Di antaranya, Proyek Cikopo yang dengan kapasitas produksi 7,4 MW, serta Tomasa dan Yaentu yang masing-masingnya berkapasitas 10 MW.
Adapun sepanjang 2024, perseroan mencatat kapasitas produksi sebesar 118,2 GWh. Untuk 2025, ARKO membidik kapasitas produksi naik 28,9% ke 152,4 GWh. Estimasinya, kapasitas tahun 2026 dan 2027 bisa mencapai 228,6 GWh dan 257 GWh.
“Estimasi kapasitas produksi ini mengingat target COD Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni,” papar Aldo.
Ia menambahkan, outlook yang optimistis didukung oleh biaya konstruksi yang relatif murah. Ongkos pembangunan proyek ARKO, beber Aldo, berkisar di US$ 1,8 juta – 2,1 juta per MW. “Yang mana, (harga) tergolong di bawah standar industri,” ucapnya.
Dari sisi kinerja, sepanjang Januari-September 2025, perseroan membukukan pendapatan tumbuh 61,2% year-on-year (YoY) menjadi Rp 247,4 miliar. Adapun laba bersih ARKO tercatat sebesar Rp 47,7 miliar, naik 17,7% YoY.
Aldo bilang, capaian ini didukung oleh cuaca yang menguntungkan sepanjang tahun ini. Khususnya, hujan yang tak terduga saat cuaca yang biasanya kering di kuartal ketiga. Kondisi ini memicu peningkatan produksi listrik.
Ditambah, Proyek Yaentu juga berkontribusi signifikan ke kinerja keuangan perseroan sejak beroperasi pada kuartal IV-2024 lalu.
KONTAN mencatat pada Agustus lalu, ARKO mengincar pendapatan sebesar Rp 341,19 miliar untuk tahun ini. Jika tak direvisi, artinya perseroan perlu meraup pendapatan sekitar Rp 93,79 miliar di tiga bulan sisa tahun ini untuk mencapai target.
Selanjutnya: Promo Indomaret Beli 1 Gratis 1 dan Beli 2 Gratis 1, Berlaku sampai 26 November 2025
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Beli 1 Gratis 1 dan Beli 2 Gratis 1, Berlaku sampai 26 November 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













