kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Arun lebih suka jadi tempat mengubah kondesat menjadi BBM


Minggu, 19 Desember 2010 / 13:30 WIB


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Arun NGL berniat menjadi tempat mengubah kondesat menjadi bahan bakar (BBM). Niat ini setelah perusahaan gas ini terancam kehabisan gas.

Opsi menjadi tempat mengubah kondesat menjadi BBM ini bukan satu-satunya. Arun juga mempunyai opsi lain yakni menjadi terminal penerimaan gas. "Tapi fasilitas untuk mengubah kondesat ini jauh lebih murah daripada membuat menjadi receiving terminal," ujar Sekretaris Perusahaan PT Arun NGL Suparman T. saat ditemui KONTAN di kantornya, Kamis (16/12).

Untuk bahan bakunya sendiri yakni kondesat, Suparman bilang tak perlu khawatir. Sebab, di Indonesia sendiri terdapat tiga lokasi penghasil kondesat. Salah satunya adalah di Kalimantan. Sedangkan untuk kapasitas BBM, mampu menambah bbm 40.000 kiloliter perhari. Dengan demikian akan menambah pasokan BBM untuk di wilayah Aceh dan sekitarnya. "Selain investasi yang sedikit, pengerjaannya juga relatif mudah. Hanya membutuhkan waktu 12 bulan," terang Suparman.

Namun, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar berharap fasilitas Arun diubah menjadi receiving terminal. Tujuannya untuk menghidupkan kembali industri di Aceh. Empat industri besar di Aceh mengalami kembang kempis karena
kurang pasokan gas.

Sekedar informasi, produksi gas PT Arun NGL tiap tahunnya mengalami penurunan. Bahkan, diperkirakan, Arun sudah tidak akan berproduksi pada 2014. Tahun ini, Arun memproduksi Liquid Natural Gas (LNG) mencapai 39 kargo. Dengan rincian untuk konsumen Jepang 5 kargo, Korea 29 kargo dan Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebanyak 5 kargo. Untuk tahun depan, produksi Arun hanya sebesar 30 kargo.

Produksi Arun pada tahun ini turun 13,3% dibandingkan dengan produksi gas pada tahun lalu. Tahun lalu, Arun menghasilkan produksi gas sebesar 45 kargo. Konsumen Jepang memperoleh gas sebesar 17 kargo, Korea sebesar 22 kargo dan PIM sebesar 6 kargo.

Setelah semua kajian selesai pada akhir tahun ini, PT Pertamina (Persero) akan bertemu untuk ExxonMobil bersama dengan pemerintah untuk mengambil keputusan soal fasilitas Arun ini. Direktur Jenderal Migas Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Herawati Legowo mengungkapkan belum mengambil keputusan soal Arun ini. "Karena semuanya harus dipertimbangkan dengan matang. Asetnya kan cukup besar jadi harus hati-hati," jelas Evita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×