Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Test Test
JAKARTA. Arus barang melalui dermaga Pelabuhan Tanjung Priok selama lima bulan pertama tahun ini mencapai 3,3 juta ton atau naik 59% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 2,06 juta ton.
Kenaikan tersebut menurut Hambar Wiyadi, Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, dipicu oleh kenaikan kunjungan kapal sebesar 31% dari 593 unit menjadi 779 unit. "Lima bulan pertama ini permintaan kami banyak," ujarnya, Senin (13/6).
Hambar menjelaskan, kenaikan arus barang tersebut antara lain berasal dari kegiatan bongkar muat 100 unit kapal beras bermuatan 781.634 ton. "Kegiatan bongkar muat beras memang mengalami peningkatan tajam. Dalam periode sama tahun 2010 hanya ada satu unit kapal dengan muatan 3.770 ton asal Thailand," ujarnya.
Ada pula kegiatan bongkar muat satu unit kapal gula pasir 2.808 ton dan sembilan unit kapal jagung bermuatan 56.186 ton. Sementara itu, kapal makanan ternak mencapai 17 unit bermuatan 31.670 ton, atau naik 26,5% dari tahun lalu yang hanya diangkut 12 kapal bermuatan 25.020 ton. Selanjutnya, terdapat 230 unit kapal semen bermuatan 1,23 juta ton, naik 21% dari 1,01 juta ton diangkut oleh 233 unit kapal.
Selain itu, kenaikan juga terjadi untuk muatan CPO sebesar 37% dari 730.520 ton yang diangkut dengan 322 unit kapal menjadi 1 juta ton diangkut dengan 410 unit kapal. Untuk kapal klinker, mengalami kenaikan sebesar 24% dari 153.386 ton diangkut dengan 11 unit kapal menjadi 193.763 ton diangkut dengan 12 unit kapal.
Tapi tidak semua kunjungan kapal mengalami peningkatan. Tengok saja kapal sapi asal Australia yang hingga Mei lalu mencapai 78.180 ekor dengan 20 unit kapal, turun 36% dari 122.848 ekor dengan 40 unit kapal.
Menurut Johnson W Sudjipto, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA), arus barang di pelabuhan sejak dua tahun terakhir ini memang meningkat 11%-15%.
"Peningkatan ini salah satunya disebabkan adanya asas cabotage yang mengharuskan kegiatan pelayaran dilayani oleh kapal berbendera nasional," tutur Johnson. Hal ini menurutnya efektif mendongkrak pertumbuhan kapal nasional.
"Sampai saat ini potensi transportasi laut masih besar karena sebanyak US$ 12,959 miliar atau setara dengan Rp 116 triliun pendapatan dari arus barang di laut jatuh ke tangan asing," paparnya.
Johnson mencatat komoditas lokal yang diangkut oleh kapal asing mencapai US$ 59 juta per tahunnya. Sementara komoditas ekspor-impor yang diangkut kapal asing mencapai US$ 12,9 miliar per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News