Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II akan memikirkan ulang keikutsertaannya dalam tender Kali Baru Utara. "Saya rasa banyak hal yang keliru dari proyek kali baru tersebut, jadi saya akan berpikir ulang," kata Dirut PT Pelindo II, R.J. Lino, Selasa 12/4
Lino menyebut, rencana pembangunan pelabuhan baru di Priok, Kalibaru, tidak terlalu jelas karena dalam rencana induk Pelabuhan Priok yang baru, ada jembatan penghubung antara daratan di Priok dengan Pelabuhan Kalibaru. "Saya banyak komentar soal jembatan di pelabuhan, saat ini saya sedang cek lagi," ujarnya.
Anehnya Lino mengaku, sampai sekarang pihaknya belum menerima masterplan dari Kementerian Perhubungan. "Katanya saya harus minta izin ke Ditjen Perhubungan laut, itu kan aneh," imbuhnya.
Dia juga menyayangkan dalam rencana induk tersebut, ada pengembangan pelabuhan selain Priok, yakni Bojonegara untuk pelabuhan curah. "Bojonegara ini hasil rekomendasi studi JICA 2003 dan jelas-jelas salah, harusnya pemerintah mendengarkan rekomendasi kita sebagai pelaku pelabuhan," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, rencana induk Pelabuhan Priok yang baru sudah ditandatangani pekan lalu, dan kini sedang dalam proses untuk menjadi Keputusan Menteri. Di dalam rencana itu, Priok akan ditopang pengembangan pelabuhan baru seperti di Cilamaya, Marunda dan Bojonegara serta Kalibaru. Tender tahap pertama, akan dibangun Kalibaru tahap pertama seluas 77 haektare senilai Rp 8,8 triliun.
Freddy menyarankan Pelindo II untuk ikut tender. "Pelindo II tidak perlu khawatir ketika mengikuti tender karena perusahaan itu memiliki keunggulan. Misalnya, sebagai peserta tender, perusahaan itu mempunyai margin privilege 10%," ujarnya.
Pengembangan Kali Baru diperlukan karena Pelabuhan Tanjung Priok terancam mandek dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News