Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Beberapa aset perusahaan batubara meningkat sepanjang tahun lalu, salah satunya PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Sepanjang tahun lalu total asat PTBA menjadi Rp 24,17 triliun naik 9,91% dari periode 2017 Rp 21,99 triliun.
Sekretaris PTBA, Suherman menyampaikan adanya pertumbuhan aset berasal dari tambahan setoran modal ventura bersama dan laba entitas ventura bersama, selain itu persediaan akhir batubara juga meningkat dan meningkatnya properti pertambangan. “Total luas wilayah pertambangan kami saat ini seluas 68.777 hektare dengan total cadangan batubara sebesar 3,3 miliar ton,” ujarnya, Senin (25/3).
Guna meningkatkan aset perusahaan, sambungnya, PTBA terus mencari cadangan barubara dengan melakukan akuisi-akuisi peruahaan tambang batubara yang potensial. Selain itu, PTBA juga bakal meningkatan kapasitas logistik dan pelabuhan, yang mana kini PTBA saat ini bekerjasama dengan PT KAI untuk melakukan peningkatan kapasitas angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dan dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati serta Perajin, Palembang.
Untuk mendukung rencana ekspansi ini, PTBA juga tengah memproses pembangunan infrastruktur coal handling facilities baru, baik di lokasi tambang Tanjung Enim dan Pelabuhan, serta membangun pelabuhan baru di Perajin, Palembang dan Tarahan II, Lampung. “Pada pertengahan tahun ini, kapasitas Dermaga Kertapati, Palembang akan meningkat menjadi 5 juta ton per tahun,” imbuhnya.
Tak hanya itu, PTBA juga tengah melaksanakan pembangunan PLTU Sumsel 8, yang ditargetkan mencapai 25% hingga 30% di akhir tahun 2019. “Kita ada proyek PLTU Feni Haltim, di mana PTBA bekerjasama dengan PT Antam untuk membangun PLTU di lokasi smelter PT Antam di Haltim dengan kapasitas PLTU 3x60 MW & PLTD 3x17MW,” paparnya.
PTBA juga tengah menggarap hilirisasai batubara di Peranap dengan menggandeng beberapa perusahaan lain. Selain PTBA jumlah aset milik PT Adaro Energy Tbk juga meningkat sepanjang 2018. Emiten berkode saham ADRO ini mencatatkan jumlah aset sebanyak US$ 7,06 miliar meningkat 3,82% dari tahun 2017 sebanyak US$ 6,81 miliar.
Aset dari investasi pada ventura Bersama sebesar US$ 576,89 juta naik hampir 12 kali lipat dari tahun 2017 sebanyak US$ 45,81 juta. Sebagai infomasi, saat ini Adaro
Head of Corporate Communications Adaro Energy, Febriati Nadira menyampaikan kini Adaro memiliki total sumber daya sebesar 13,6 miliar ton batubara dengan cadangan sebanyak 1,2 miliar ton. Pada tahun lalu mereka berhasil memproduksi sebanyak 54,04 juta ton batubara.
Mengenai penambahan aset, ia menyatakan pihaknya belum ada rencana untuk menambah aset perusahaan. “Untuk saat ini berlum ada rencana untuk mengakuisisi tambang baru,” ungkapnya.
Perusahaan tambang batubara yang asetnya juga meningkat adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk, emiten berkode saham ITMG ini mempunyai jumlah aset sebesar US$ 1,44 miliar tumbuh 6,66% dari tahun 2017 US$ 1,35 miliar.
Sepanjang tahun lalu ITMG telah menemukan tambahan cadangan batubara secara signifikan dengan mengakuisisi PT Nusa Persada Resources (NPR). NPR sendiri memiliki luas koonsesnsi 4.291 hektare dengan cadangan batubara sebesar 77 batubara.
Pihak ITMG menyebut kegiatan eksplorasi dan peningkatan rencana penambangan yang dilakukan tahun lalu berhasil meningkatkan cadangan batubara sebesar 45 juta ton, sehingga total cadangan batubara ITMG sebesar 354 juta ton dari sebelumnya 254 juta ton pada 2017.
Sampai saat ini mereka memiliki 14 anak usaha yang mana 9 di antaranya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang batubara, kemudian 3 anak usaha bergerak di bidang kontraktor dan bahan bakar, dan dua perusahaan di bidang ketenagalistrikan.
Direktur ITMG, Mulianto mengaku saat ini ITMG juga berencana untuk mengkuisisi tambang batubara lagi. Lebih lanjut ia bilang, kini IMTG tengah fokus untuk mencari tambang di area tambang milik mereka agar nantinya bisa memanfaatkan infrastruktur yang mereka miliki. “Tetapi enggak menutup kemungkinan untuk akuisisi di luar wilayah tambang miliki kita, asalkan sesuai dan dapat kita kembangkan,” ungkapnya, Senin (26/3).
Tak hanya berencana untuk menambah aset penambangan batubara, mereka juga tertarik untuk menjajal usaha tambang non batubara. Meski belum menyebutkan lebih lanjut mengenai rencana akusisi tambang nonbatubara ini, namun ia mengaku kini ada potensi untuk merambah ke sektor penambangan nonbatubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News