Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Di tengah kondisi geopolitik dan ekonomi yang semakin dinamis, Asia dituntut untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Urgensi ini bukanlah tujuan akhir, tetapi juga menjadi tolok ukur kemajuan.
Dalam pidato kunci bertema “Navigating the Path to Net-Zero: Overcoming Resource Limitations and Rising Environmental Standards in Asia to Balance Global Sustainability Targets with Local Economic Realities”, Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi (Mosti) Chang Lih Kang mengatakan agenda keberlanjutan global terus meningkat seiring semakin ketatnya standar lingkungan. Kebutuhan pelaporan Environmental, Social and Governance (ESG) pun sudah menjadi kewajiban dan para investor menuntut transparansi serta akuntabilitas yang lebih tinggi.
Menurut Chang, dengan menanamkan keberlanjutan di inti strategi bisnis, Asia dapat membuka jalur baru menuju ekonomi hijau. Hal ini berguna untuk menavigasi jalan menuju net-zero sekaligus menjaga peran vital ekonomi.
Oleh karena itu, Asia harus menyusun langkah strategis, inklusif, dan mengedepankan fakta di lapangan. “Meskipun tren ini meningkatkan standar bagi semua organisasi, tren ini juga memberikan peluang besar bagi Asia,” ujarnya.

Untuk mencapai hal tersebut, Chang menambahkan target global harus dikontekstualisasikan secara lokal, kemudian memberdayakan sains, teknologi, dan inovasi (STI) untuk membuka peluang di sektor energi terbarukan, material ramah lingkungan, dan inovasi digital. Diperlukan juga kemitraan publik dan swasta guna mengelaborasi arah kebijakan pemerintah serta kelincahan kreativitas sektor swasta.
Kementerian, sambung Chang, terus bekerja sama dengan investor, institusi riset, dan dunia usaha di kawasan ASEAN untuk mengimplementasikan berbagai solusi. Tidak boleh ada warga Malaysia yang tertinggal saat Asia membangun ekonomi hijau berbasis pengetahuan. Malaysia juga tetap sejalan dengan agenda bersama ASEAN dalam mendorong keberlanjutan dan inovasi di seluruh kawasan.
“Melalui platform seperti Asia ESG Summit, kita saling berbagi pengalaman, mempercepat inisiatif regional, dan memperkuat kerja sama di bidang energi bersih, ketahanan iklim, dan sistem ekonomi sirkular,” tegasnya.
Sementara itu, CEO Star Media Group (SMG) Chan Seng Fatt memaparkan, penyelenggaraan Asia ESG Summit pertama mencerminkan kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk memimpin inisiatif regional dan mendorong dialog serta kolaborasi yang bermakna dalam isu keberlanjutan.
“Bagi kami, ini bukan sekadar mempertemukan pembuat kebijakan, pemimpin korporasi, dan para penggerak perubahan dalam satu forum, tetapi membangun ekosistem yang memicu kemitraan, inovasi, dan dampak jangka panjang,” jelas Chan.
Lebih lanjut, Asia ESG Summit 2025 menjadi perpanjangan yang tepat waktu dari tema KTT ASEAN 2025, yaitu ‘Inclusivity and Sustainability’, yang sejalan dengan prinsip dan agenda ESG kami. “Waktunya sangat tepat bagi kami untuk terlibat dengan para pemimpin industri dalam mendorong pelaksanaan dan implementasinya,” katanya.

Chief marketing and sales officer Sime Darby Property, Datuk Lai Shu Wei, dalam penjelasannya mengatakan, keberlanjutan bukan agenda terpisah; hal tersebut menjadi inti dari cara perusahaan merencanakan, mengambil keputusan, dan beroperasi.
“Sebagai pengembang, peran kami adalah membangun komunitas tangguh yang hidup berdampingan dengan alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Kemitraan kami dalam inisiatif Asia ESG Positive Impact Consortium (A-EPIC), seperti Asia ESG Summit, mencerminkan komitmen tersebut.
“Ini menciptakan platform untuk bertukar ide dan mempercepat adopsi ESG yang praktis di berbagai industri. Dipandu oleh ‘Purpose to be a Value Multiplier’ bagi masyarakat, bisnis, ekonomi, dan planet, kami fokus pada aksi yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Mengenai peran media dalam memimpin percakapan ESG di Indonesia dan kawasan, Wakil Presiden Keberlanjutan KG Media Wisnu Nugroho menuturkan, keberlanjutan bukan agenda abstrak, ini adalah kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, media memiliki tangung jawab untuk menyebarluaskan ESG menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya jargon gotong royong.
“Desa pesisir menghadapi kenaikan permukaan laut, petani berhadapan dengan musim yang tidak menentu, kota-kota menghirup udara berbahaya. Media besar seperti KG Media memiliki kepercayaan, jangkauan, dan kemampuan mengonsolidasikan publik sambil menggunakan jurnalisme data untuk mengungkap greenwashing dan mengangkat solusi nyata,” katanya.
Chief Operating Officer Philippine Daily Inquirer, Rudyard Arbolado, berbicara mengenai warisan kuat mereka “Balanced News, Fearless Views” yang kini diterjemahkan ke dalam ruang ESG. Menurut Rudyard, pelaporan berbasis adalah indikator penting untuk menelaah pencapaian nyata dan menganalisa agenda keberlanjutan perusahaan.
“Hal ini kami wujudkan melalui pelaporan yang ketat dan berbasis data. Kami melampaui narasi permukaan dengan mengkaji tantangan nyata serta pencapaian konkret dari upaya keberlanjutan korporasi, sekaligus tegas mengawasi transparansi dan dampak sosial serta lingkungan dari institusi,” jelasnya.

Salah satu sesi penting kemarin adalah diskusi panel bertajuk “Leadership Dialogue, Navigating the Trans-Border Economic Climate Collaboration: Lessons from Asia’s Leaders.” Sesi tersebut menghadirkan Duta Besar Filipina untuk Malaysia Maria Angela A. Ponce, penasihat iklim regional dari Komisi Tinggi Australia Ashley Brosnan, dan direktur eksekutif United Nations Global Compact Network Malaysia & Brunei Faroze Nadar.
Sesi ini dimoderatori oleh pendiri dan CEO Stellar SparX International sekaligus wakil ketua Malaysia New Zealand Chamber of Commerce, Esther Yap.
Dalam acara tersebut, general manager keberlanjutan Sime Darby Property, Dr Yasmin Rasyid, menyampaikan presentasi berjudul “Fostering Resilient Communities: The Sime Darby Property Approach.”
Asia ESG Summit 2025 yang mengusung tema “Future-Ready Asia: Driving Sustainable Impact” menawarkan peluang untuk berinteraksi dengan para pemikir dan pengambil keputusan yang membentuk masa depan berkelanjutan kawasan.
Acara ini diselenggarakan oleh SMG dengan Sime Darby Property sebagai Urban Biodiversity Partner, berlangsung pada 5–7 November di Sunway Resort Hotel.
Ini juga menjadi pertemuan perdana A-EPIC sebagai upaya yang dipimpin oleh SMG, KG Media, dan Inquirer Group of Companies guna mewujudkan komitmen bersama para pemimpin media dalam mendorong kemajuan berkelanjutan di kawasan.
Turut hadir dalam summit tersebut antara lain Chairman SMG Tan Sri Wong Foon Meng, chief operating officer Lydia Wang, chief content officer Datin Paduka Esther Ng, Deputy High Commissioner Singapura Shivakumar Nair, dan Duta Besar Swedia Lars Niklas Wiberg.
Selanjutnya: BSN Siap Perkuat Pangsa Pasar, Targetkan Aset Tembus Rp 100 Triliun dalam Dua Tahun
Menarik Dibaca: Ini 5 Kripto Top Gainers saat Pasar Rebound, MYX Finance Jawaranya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













