kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

Program Co-Firing Dorong Transisi Energi Sekaligus Buka Rantai Bisnis Baru dari Desa


Rabu, 29 Oktober 2025 / 21:33 WIB
Program Co-Firing Dorong Transisi Energi Sekaligus Buka Rantai Bisnis Baru dari Desa
ILUSTRASI. PLTU Banten 3 Lontar yang dikelola PT PLN Indonesia Power di Kabupaten Tangerang. Program co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) kian menunjukkan hasil konkret dalam mendukung transisi energi.


Reporter: kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) kian menunjukkan hasil konkret, bukan hanya dalam mendukung transisi energi, tetapi juga dalam menciptakan nilai ekonomi baru berbasis masyarakat.

Pengamat energi dari Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean, menilai program ini menjadi bukti bahwa peralihan dari energi fosil menuju energi terbarukan bisa dilakukan secara bertahap, terukur, dan berdampak langsung bagi rakyat.

Menurutnya, co-firing yakni pembakaran dua jenis bahan bakar, batubara dan biomassa, merupakan langkah rasional untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara tanpa mengganggu keandalan pasokan listrik. 

Baca Juga: METI Bidik Percepatan 10 Proyek Strategis EBT untuk Dorong Transisi Energi Nasional

“Selain mendorong transisi energi, co-firing juga menjaga kelestarian lingkungan karena mampu mengubah lahan kritis menjadi lebih hijau dan produktif,” ujarnya, Selasa (28/10/2025).

Program co-firing tidak hanya memperkuat bauran energi baru terbarukan (EBT), tetapi juga menghidupkan ekonomi di tingkat desa. 

Pemanfaatan biomassa dari limbah pertanian, perkebunan, dan hasil hutan rakyat telah menciptakan rantai pasok baru yang menyerap tenaga kerja lokal dan membuka peluang usaha bagi koperasi serta UMKM.

Data PLN menunjukkan hingga akhir September 2025, pasokan biomassa untuk kebutuhan co-firing telah mencapai 1,7 juta ton, mendekati target kumulatif 2,2 juta ton.

Pasokan tersebut diproyeksikan melampaui target tahunan 3 juta ton, seiring meningkatnya kontrak kerja sama dengan pemasok lokal.

Baca Juga: Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Pemerintah Dorong Transisi Energi

Hingga 1 Oktober 2025, total volume biomassa yang telah terkontrak mencapai 4,7 juta ton, ditambah 820.000 ton yang masih dalam proses pengadaan.

Jika seluruh kontrak terealisasi, total pasokan diperkirakan mencapai 5,5 juta ton atau 185 persen dari target tahun ini, sinyal kuat bahwa sistem pasokan biomassa nasional mulai berjalan efektif.

Selain co-firing, program Bioenergi Desa (BIODES) juga menunjukkan potensi bisnis yang besar di sektor energi hijau. Proyek ini memiliki Net Present Value (NPV) Rp557,4 juta, Internal Rate of Return (IRR) 45,54%, dan Benefit Cost Ratio (BCR) 1,03, dengan periode pengembalian modal hanya sekitar 3,2 tahun.

“Dengan struktur keuangan yang efisien, program BIODES tidak hanya layak secara ekonomi, tapi juga menarik bagi investor swasta,” ujar Ferdinand. 

Program ini diperkirakan dapat memberikan pendapatan hingga Rp10 miliar per tahun bagi desa, sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru yang berkelanjutan.

Pemerintah juga tengah memperluas pengembangan proyek kelistrikan berbasis biomassa untuk tujuan ekspor energi. Diversifikasi ini dipandang penting untuk memperkuat daya saing nasional di tengah tren global menuju energi bersih.

Baca Juga: MHU Dorong Transisi Energi Adil Melalui Penguatan Ekonomi Lokal

Ferdinand menegaskan, pemanfaatan biomassa bukan semata strategi dekarbonisasi, tetapi juga fondasi pembangunan ekonomi rakyat yang inklusif. 

“Langkah pemerintah sudah sejalan dengan cita-cita global mencapai Net Zero Emission 2060, sembari memastikan transisi energi membawa manfaat nyata bagi masyarakat di akar rumput,” pungkasnya.

Sumber: https://money.kompas.com/read/2025/10/28/215900926/pengamat--co-firing-dorong-transisi-energi-dan-penguatan-ekonomi-rakyat?page=all#page2.

Selanjutnya: Laba Itama Ranoraya (IRRA) Naik122,15% hingga Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Chia Seed untuk Kesehatan Wanita, Bantu Turunkan Risiko PCOS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×