kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asia Land Forum 2020: Pandemi Covid-19 berdampak ke petani di Asia


Jumat, 09 Oktober 2020 / 15:29 WIB
Asia Land Forum 2020: Pandemi Covid-19 berdampak ke petani di Asia
Asia Land Forum 2020 yang diselenggarakan International Land Coalition Asia (ILC Asia).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada masyarakat petani di Asia. Adapun hal ini dilaporkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), meski masyarakat petani di Asia memproduksi sebagian besar pangan dunia, mereka tetap tidak memiliki kontrol atas keamanan tenurial dan ketahanan pangan.

Adapun kebijakan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan di masa Covid-19 cenderung parsial, karena dianggap gagal memperhitungkan peran kunci yang dimainkan masyarakat petani untuk mempromosikan sistem pangan yang berkelanjutan, tangguh, dan beragam.

Anthony Marzan dari People's Campaign for Agrarian Reform Network (AR Now!) di Filipina mengatakan bahwa pemerintah di Asia harus menanggapi kebutuhan ini melalui kebijakan dan program di bawah Rencana Aksi Nasional.

"Hal ini akan memperkuat sistem pertanian yang berkelanjutan guna mendukung pendekatan multi-pemangku kepentingan yang inklusif, yang memprioritaskan mata pencaharian masyarakat petani kecil," kata Anthony dalam keterangan tertulis, Jumat (9/10).

Baca Juga: Harga emas spot melonjak menjadi US$ 1.914,01 per ons troi

Lebih lanjut Anthony mengatakan, mengamankan hak atas tanah dan sumber daya alam bagi para petani tak bertanah lebih relevan sekarang dari sebelumnya. Inisiatif yang dipimpin oleh ILC Asia telah memainkan peran penting dalam mitigasi krisis dengan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat lokal, mendistribusikan paket makanan pokok, dan meningkatkan kesadaran akan tindakan perlindungan.

Saurlin Siagian, Koordinator Regional ILC Asia di Indonesia mengatakan bagaimana COVID-19 memengaruhi masyarakat yang bekerja di lahan, mungkin sulit dimengerti bagi sebagian dari kita. Tetapi di sisi lain, seharusnya lahan dapat memberikan keamanan, produktivitas, dan peluang, dan telah menjadi instrumen penting untuk melindungi kelompok yang paling rentan dalam menghadapi pandemi.

"Di dalam kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti ini, kita diingatkan akan pentingnya solidaritas kawasan untuk merespon dampak langsung dari krisis pandemi. Pemerintah harus bekerja bahu membahu dengan masyarakat sipil dan berjuang untuk dunia yang lebih berkelanjutan untuk semua," jelasnya.

Baca Juga: GoFood aplikasi paling ramah pengguna, begini komentar Kominfo

Di sisi lain, selama masa pandemi, terjadi peningkatan gelombang perampasan tanah di Asia saat lockdown. Ferry Widodo dari Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) di Indonesia menekankan bahwa reformasi kebijakan yang lebih kuat harus dilaksanakan dari skala daerah hingga nasional untuk mengurangi konflik lahan di wilayah.

“Sampai saat ini, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia belum mengungkapkan resolusi kepada masyarakat dan keluarga petani secara terbuka, sehingga kita perlu melakukan tindakan untuk melawan isu perampasan tanah yang kini terjadi”, jelasnya.

Melalui Asia Land Forum 2020, ILC berkomitmen untuk menghasilkan dan mengembangkan rencana aksi dan inisiatif di antara anggota dan pemangku kepentingan untuk melindungi para pembela hak atas tanah guna mencapai sistem pangan yang lebih berkelanjutan, tangguh & inklusif.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) lindungi pegawai dengan implementasi QHSE dan aplikasi Cosmic

Sebagai informasi, persoalan ini dibahas dalam acara Asia Land Forum 2020, organisasi anggota International Land Coalition Asia (ILC Asia) yang menyuarakan perjuangan masyarakat petani kecil, masyarakat adat, dan petani perempuan di antaranya dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19.

Forum yang diselenggarakan secara virtual oleh ILC Asia dari 6 Oktober hingga 8 Oktober ini dihadiri sekitar 200 peserta dari 54 organisasi anggota di 13 negara.

Asia Land Forum (ALF) merupakan acara tahunan yang, mempertemukan anggota ILC di kawasan tersebut bersama dengan pemangku kepentingan lainnya; mulai dari organisasi akar rumput,  aktivis sosial, LSM, dan instansi pemerintah dari tiap-tiap negara wilayah.

ALF bertujuan untuk mengembangkan kesamaan antara hubungan politik, ekonomi, lingkungan dan sosial serta keterkaitannya dengan tata kelola lahan, ketahanan pangan, kemiskinan dan demokrasi. Tema tahun ini adalah mengenai peran masyarakat dan keluarga petani dalam mengamankan sistem pangan.

Selanjutnya: Perkebunan sawit dan masyarakat adat dinilai dapat hidup berdampingan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×