Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
“Sampai saat ini, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia belum mengungkapkan resolusi kepada masyarakat dan keluarga petani secara terbuka, sehingga kita perlu melakukan tindakan untuk melawan isu perampasan tanah yang kini terjadi”, jelasnya.
Melalui Asia Land Forum 2020, ILC berkomitmen untuk menghasilkan dan mengembangkan rencana aksi dan inisiatif di antara anggota dan pemangku kepentingan untuk melindungi para pembela hak atas tanah guna mencapai sistem pangan yang lebih berkelanjutan, tangguh & inklusif.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) lindungi pegawai dengan implementasi QHSE dan aplikasi Cosmic
Sebagai informasi, persoalan ini dibahas dalam acara Asia Land Forum 2020, organisasi anggota International Land Coalition Asia (ILC Asia) yang menyuarakan perjuangan masyarakat petani kecil, masyarakat adat, dan petani perempuan di antaranya dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19.
Forum yang diselenggarakan secara virtual oleh ILC Asia dari 6 Oktober hingga 8 Oktober ini dihadiri sekitar 200 peserta dari 54 organisasi anggota di 13 negara.
Asia Land Forum (ALF) merupakan acara tahunan yang, mempertemukan anggota ILC di kawasan tersebut bersama dengan pemangku kepentingan lainnya; mulai dari organisasi akar rumput, aktivis sosial, LSM, dan instansi pemerintah dari tiap-tiap negara wilayah.
ALF bertujuan untuk mengembangkan kesamaan antara hubungan politik, ekonomi, lingkungan dan sosial serta keterkaitannya dengan tata kelola lahan, ketahanan pangan, kemiskinan dan demokrasi. Tema tahun ini adalah mengenai peran masyarakat dan keluarga petani dalam mengamankan sistem pangan.
Selanjutnya: Perkebunan sawit dan masyarakat adat dinilai dapat hidup berdampingan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News