Reporter: Arif Wicaksono, Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) akan melebarkan bisnisnya ke jasa pelabuhan. Bukan pelabuhan umum, melainkan pelabuhan khusus jalur pertambangan dan perkebunan sawit.
Melalui anak usahanya, PT Astratel Nusantara (Astratel), pembangunan pelabuhan ini bertujuan memudahkan distribusi hasil pertambangan dan perkebunan perusahaan-perusahaan di bawah Grup Astra. "Bisnis pelabuhan sangat prospektif, tetapi masih perlu waktu ke sana," kata Yulian Warman, Jurubicara Astra, Senin (30/4).
Yulian mengaku belum mengetahui secara persis kapan realisasi pembangunannya serta lokasi pelabuhan tersebut. Alasannya, Astra masih membutuhkan persiapan matang sebelum menggarap pelabuhan tersebut.
Grup konglomerasi bisnis ini telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 16,5 triliun pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, Astra mengalokasikan sebesar Rp 5,8 triliun untuk pengembangan pelabuhan maupun kebutuhan infrastruktur lainnya.
Kembangkan tol
Selain melirik proyek pelabuhan, Astra makin serius mengembangkan jalan tol. Bahkan ada kabar, Astra tengah mengincar ruas tol milik perusahaan lain. Namun Yulian menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum berencana menambah ruas jalan tol baru. "Kami masih berfokus pada pengembangan ruas yang sudah ada," katanya.
Saat ini Astra sedang menyelesaikan pembangunan tiga ruas jalan tol, yaitu jalan tol Mojokerto-Kertosono sepanjang 40,5 km, ruas Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km, dan Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km.
Sekadar informasi, Group Astra memiliki enam bisnis inti, yaitu divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi.
Dari bisnisnya itu, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 46,4 triliun pada kuartal I-2012. Nilai pendapatan 20% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang sebesar Rp 38,7 triliun.
Dengan pendapatan itu, laba bersih Astra naik 8% dari Rp 4,3 triliun menjadi Rp 4,6 triliun. "Hampir semua segmen bisnis utama mengalami pertumbuhan," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International.
Sebagai perbandingan, tahun 2011, Astra meraih penjualan bersih sekitar Rp 162,6 triliun, naik 26% 2010 sebesar Rp 129 triliun. Dari total pendapatan tersebut, Astra meraih laba bersih Rp 17,8 triliun naik 24% dibanding laba bersih tahun 2010 yang mencapai Rp 14,4 triliun.
Prijono mengaku optimis tis seluruh bisnis Astra dalam jangka panjang akan tetap cemerlang ke depannya. Walaupun, menurutnya, dalam jangka pendek ini divisi otomotif dan divisi jasa keuangan akan terpengaruh aturan syarat minimum uang muka atau down payment kredit kendaraan bermotor yang berlaku mulai Juni 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News