kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing semangat melahap situs lokal


Sabtu, 09 Juli 2011 / 08:05 WIB
Asing semangat melahap situs lokal
ILUSTRASI. Spesifikasi OPPO Reno4 F diprediksi akan sedikit lebih rendah dari OPPO Reno4 versi reguler.


Reporter: Maria Rosita, Yudo Widiyanto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat secara langsung memperbesar potensi bisnis e-commerce. Maka, tidak aneh, kalau belakangan ini banyak pebisnis e-commerce asing mengakuisisi situs-situs lokal yang sudah ada.

Menurut Rama Mamuaya, pengamat media sosial, sepanjang tahun ini saja sudah ada lima situs lokal yang diakuisisi oleh perusahaan asing. Padahal, tahun lalu, hanya ada tiga akuisisi situs e-commerce lokal, yakni Koprol.com oleh Yahoo! Inc, serta Urbanesia.com dan Tokopedia.com oleh East Ventures Pte Ltd.

Beberapa akuisisi situs lokal yang terjadi tahun ini antara lain Rumah123.com dan Rumah.com oleh IPGA Ltd, DealKeren.com oleh LivingSocial Inc, Disdus.com oleh Groupon Inc, dan Tokopedia.com oleh CyberAgent Inc.

Rama mengatakan, investor asing tergiur membeli saham situs lokal lantaran perkembangan internet di Indonesia prospektif. "Penduduk kita banyak, mereka ingin merebut share pasar di sini," ujar Rama kepada KONTAN, kemarin (8/7).

Meningkatkan kinerja

Dalam mengakuisisi situs lokal, investor asing selalu memperhitungkan kesamaan visi, kultur, dan harga saham. Setelah itu, kedua pihak akan melakukan due diligence seputar gaji, karyawan, lokasi kantor, utang, hingga harga saham. Proses akuisisi ini bisa makan waktu 2 bulan–6 bulan. "Situs yang diakuisisi rata-rata berkembang pesat. Mereka diiming-imingi keuntungan ganda," lanjutnya.

Minat investor asing terhadap situs lokal pun diakui oleh PT Darta Media Indonesia, pemilik Kaskus. Ken Dean Lawadinata, Direktur Utama Kaskus, mengatakan, saat ini ada sekitar 15 investor asing yang tengah menjajaki akuisisi Kaskus. "Mereka berasal dari Amerika dan China," kata Ken. Sebelumnya, sebagian kecil saham Kaskus telah dibeli Grup Djarum.

Namun, Ken mengaku tidak kepincut dengan pinangan calon investor itu. Menurutnya, "Kaskus tidak hanya mencari investor yang punya dana, namun yang jaringannya luas," tutur Ken. Menurutnya, investor asing bernafsu mengakuisisi situs lokal lantaran tak banyak investor lokal yang paham soal industri digital.

Toh, tanpa pemegang saham asing, Kaskus yakin bisa membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 300% tahun ini. Untuk mencapai target ini, Kaskus akan menambah server menjadi 250 unit, atau naik dua kali lipat. Penambahan server ini membutuhkan investasi sekitar US$ 500.000.

Adrian Suherman, Presiden Direktur PT DealKeren Indonesia, pun mengakui, akuisisi merupakan langkah strategis mengembangkan pangsa pasar. Setelah diakuisisi LivingSocial pekan silam, kini DealKeren menguasai 65% pasar situs diskon. "Dengan join, usaha lebih stabil. Apalagi LivingSocial di AS nomor dua setelah Groupon," papar Adrian.

Sebagai pemegang saham baru, LivingSocial akan mendukung DealKeren dalam hal teknologi, pendanaan, dan manajemen karyawan. Sebetulnya, niat LivingSocial masuk ke pasar Asia sudah terbersit sejak tahun 2009. Maka, tak heran bila LivingSocial juga mengambil alih situs Ensogo di Thailand dan Filipina tahun ini.

Pasca-akuisisi, DealKeren berniat merambah ke ke bisnis travel. Hingga akhir tahun, DealKeren menargetkan penjualan bisa tumbuh 20%–30% per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×