kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi dorong perusahaan TI bangun pabrik di Indonesia


Rabu, 14 Desember 2011 / 16:15 WIB
Asosiasi dorong perusahaan TI bangun pabrik di Indonesia
ILUSTRASI. Promo KFC hari ini terbaru 14 Januari 2021 menawarkan semua menu hemat 20%. KONTAN/Baihaki


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sebanyak 68 perusahaan di Indonesia membentuk Asosiasi Industri Teknologi Informasi Indonesia (AITI Indonesia). Dalam deklarasinya, asosiasi ini mendorong perusahaan teknologi informasi (TI) bersedia membangun pabrik di Indonesia, tak hanya menjadi basis pasar semata.

Timothy Siddik, Presidium AITI yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Zyrexindo Mandiri Buana, mengatakan, dari 68 perusahaan yang mendeklarasikan asosiasi ini di antaranya PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Avnet Datamation Solutions, PT Astra Graphia Tbk dan PT Abacus Kencana Industries.

Sekadar catatan, belakangan ini publik diramaikan dengan pemberitaan mengenai perusahaan Kanada, Research in Motion (RIM) yang tidak mau membangun pabrik dan servernya di Indonesia. Padahal penyedia layanan ponsel pintar BlackBerry itu memiliki pasar yang sangat besar di Indonesia.

Di sisi lain, Setyo Handoyo Singgih, salah satu deklarator AITI Indonesia yang juga menjabat sebagai Country General Manager PT Avnet Datamation Solutions, mengatakan, pemerintah juga harus instrospeksi diri terhadap penolakan investasi di Indonesia.

Selain RIM, penolakan dilakukan juga oleh Intel Corporation yang memilih Vietnam sebagai tempat pembangunan pabrik terbesarnya. "Pemerintah harus instrospeksi kenapa Indonesia bisa kalah dengan Vietnam," kata Setyo.

Padahal dengan pasar yang besar seharusnya Indonesia sangat menarik untuk investasi. Potensi pasar di bidang TI juga sangat besar karena pemanfaatan TI di Indonesia masih rendah. Selain itu, kesenjangannya juga sangat lebar. Di wilayah Jabodetabek, pemanfaatan TI sudah mencapai 32,23% hingga 39,1%. Tapi di luar Jabodetabek hanya mencapai 3,03% hingga 3,6%.

Didi Suwondo, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Teknologi Informasi berharap asosiasi yang terbentuk bisa mendorong produksi TI di dalam negeri. Setelah industri di dalam negeri kuat, selanjutnya produksi diarahkan sebagai basis ekspor ke negara-negara lain. "Perusahaan-perusahaan multinasional juga harus mendorong investasi di Indonesia," kata Didi.

Didi mengatakan langkah pemerintah dalam melakukan perbaikan iklim investasi melalui proyek MP3EI perlu di apresiasi. TI menjadi prioritas ketiga yang diutamakan oleh pemerintah dalam program MP3EI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×