kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Aspek Pelatihan Harus Jadi Budaya untuk Dorong Kompetensi Tenaga Kerja RI


Jumat, 20 Oktober 2023 / 14:57 WIB
Aspek Pelatihan Harus Jadi Budaya untuk Dorong Kompetensi Tenaga Kerja RI
ILUSTRASI. Aspek Pelatihan Harus Jadi Budaya untuk Dorong Kompetensi Tenaga Kerja RI.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan RI, Muhammad Ali, menyampaikan bahwa pelatihan harus menjadi budaya untuk menaikkan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

“Saat ini, pelatihan belum menjadi budaya di perusahaan Indonesia. Dimana, Indonesia merupakan negara dengan tingkat pelatihan di perusahaan, kedua terendah di dunia. Perusahaan yang menawarkan pelatihan formal di Indonesia, kurang dari 8%,” kata Ali dalam keterangannya, Jumat (20/10).

"Kementerian Ketenagakerjaan pun sudah punya regulasi yang mewajibkan pelatihan untuk SDM," lanjut Ali.

Dia bilang hal itu penting mengingat kini Indonesia harus menaikkan kompetensi tenaga kerja. Sebanyak 56% dari 146 juta orang tenaga kerja nasional, berpendidikan SMP ke bawah. Dan untuk menaikkan kompetensi tenaga kerja yang berpendidikan tak tinggi tersebut, pelatihan-pelatihan menjadi penting.

Baca Juga: Lion Group Tandatangani Minute Of Agreement Bersama Bandara Internasional Batam

Dalam acara Penghargaan Top Human Capital Awards 2023, Ketua Penyelenggara Top Human Capital Awards 2023, M. Lutfi Handayani, mengatakan bahwa tema Top Human Capital Awards 2023 adalah : “Transformation of Human Capital Management System to accelerate the Sustainable Business Growth”. 

“Artinya, melalui kegiatan Top Human Capital Awards ini, kita ingin terus mendorong pengembangan pertumbuhan kinerja bisnis yang berkelanjutan, melalui transformasi human capital management system (HCMS),” papar Lutfi.

Ketua Dewan Juri Top Human Capital Awards 2023, Budi W. Soetjipto mengatakan bahwa tantangan perubahan bisnis selama pandemi maupun pasca-pandemi, menuntut adanya pengelolaan sistem manajemen Human Capital yang agile (lincah) dan yang selaras dengan perubahan strategi bisnis perusahaan. 

Meningkatnya digitalisasi proses bisnis, juga harus diimbangi dengan kesiapan Human Capital yang adaptif terhadap pengembangan sistem dan teknologi digital.

Pesatnya perkembangan dan pengembangan teknologi digital yang semakin dipercepat dengan terjadinya Covid-19, menuntut banyak organisasi di seluruh dunia untuk melakukan transformasi bisnis, yang sedikit banyak mengubah strategi dan proses bisnis organisasi-organisasi tersebut. 

Sebagai konsekuensinya, sebagai bagian dari strategi dan proses bisnis tadi, Human Capital Management dituntut untuk melakukan transformasi yang sistemik agar organisasi dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.

“Oleh karena itu, keselarasan transformasi antara strategi dan proses bisnis dengan HCMS menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian Dewan Juri,” kata Budi.

“Selama proses penilaian dan wawancara penjurian TOP Human Capital Awards 2023, ada sejumlah temuan menarik terkait HCMS yang dapat menjadi pembelajaran untuk kita bersama,” papar Budi.

Baca Juga: PTPN Holding Berikan Hibah Laboratorium Riset Pengolahan Kelapa Sawit Mini kepada IPB

Temuan tersebut d iantaranya adalah secara umum, keselarasan antara HCMS dengan strategi bisnis perusahaan-perusahaan peserta, sudah cukup tinggi. Namun yang perlu lebih diperhatikan adalah pentingnya dan keberadaan ukuran/indikator keselarasan strategi HCMS dan strategi bisnis perusahaan.

Kedua, penggunaan teknologi digital untuk pengembangan aplikasi HCMS sudah semakin meluas. Beberapa perusahaan sudah mengembangkan secara terintegrasi dengan proses bisnis, namun sebagian yang lain masih mengembangkan aplikasi HCMS yang terpisah dari proses bisnis. Dengan kata lain, integrasi aplikasi HCMS dan proses bisnis perlu mendapat perhatian dari  semua.

Ketiga, pemanfaatan alih daya yang tentunya sah-sah saja untuk mendukung strategi bisnis yang telah dipilih. Namun demikian, pemanfaatan alih daya tentu harus terus memperhatikan aspek regulasi ketenagakerjaan dan aspek pengembangan human capital, baik yang di dalam perusahaan maupun menjadi bagian dari alih daya. 

Keempat, peran top leader yang menjadi kunci keberhasilan HCMS. Tentu saja tidak sembarang top leader, melainkan top leader yang memiliki peran dan komitmen tinggi untuk menjadikan HCMS sebagai bagian dari budaya di perusahaan. Aspek tone at the top, harus dijalankan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×