kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Astra Graphia mengalokasikan belanja Rp 400 miliar


Kamis, 12 April 2018 / 06:26 WIB
Astra Graphia mengalokasikan belanja Rp 400 miliar
ILUSTRASI. AGIT Solution Day 2018


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Astra Graphia Tbk mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 400 miliar. Capex tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu, yakni Rp 200 miliar.

Sebanyak 55% atau mayoritas capex tahun ini untuk menunjang bisnis rental printing. "Kami sudah eksekusi sebanyak Rp 53 miliar di kuartal I 2018 untuk keperluan rental," terang Herrijadi Halim, Presiden Direktur PT Astra Graphia Tbk, usai menggelar paparan publik di Jakarta, Rabu (11/4).

Sementara 45% sisa capex untuk menunjang pengembangan bisnis lain. Astra Graphia memastikan, ekspansi bisnisnya tak akan keluar dari bisnis utama.

Sumber utama capex 2018 adalah kas internal. Sementara opsi pendanaan eksternal masih mereka pertimbangkan. Mengintip laporan keuangan 2017, perusahaan berkode saham ASGR di Bursa Efek Indonesia tersebut masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 676,59 miliar.

Hingga akhir tahun nanti, Astra Graphia membidik pertumbuhan pendapatan dan laba sama besar, yaitu 10%. Sebagai perbandingan, tahun lalu mereka membukukan pendapatan Rp 3,92 triliun. Kalau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, tercatat Rp 257,23 miliar.

Untuk mengejar target kinerja tahun ini, Astra Graphia bakal memacu sumber recurring income alias pendapatan berulang. Salah satu potensi pendapatan berulang berasal dari bisnis printer Xerox. Wujudnya berupa penyewaan alat, penjualan mesin dan penjualan komponen. "Kami ingin portofolio bisnis TI juga bisa ada recurring incom enya," kata Herrijadi.

Asal tahu, bisnis printer Astra Graphia masuk dalam portofolio Print Things. Portofolio bisnis mereka yang lain adalah Digitize Things.

Dalam portofolio Digitize Things, Astra Graphia memiliki anak usaha bernama PT Astra Graphia Information Technology yang mengembangkan aneka solusi digitalisasi. Sementara melalui PT Astragraphia Xprins, mereka memiliki produk Printqoe. Printqoe merupakan platform yang memungkinkan konsumen memesan produk cetak secara online.

Sembari memacu kinerja internal, Astra Graphia akan berupaya meningkatkan efisiensi kerja. "Tapi kami lebih fokus berinovasi untuk bisa meningkatkan produktivitas bekerja, managing cost dan meningkatkan kontrol usaha," jelas Herrijadi.

Hingga kuartal I 2018, Astra Graphia mencatatkan pendapatan bersih Rp 630,47 miliar dan laba bersih Rp 35,03 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pendapatan bersih dan laba bersih tersebut masing-masing tumbuh sebesar 8,99% dan 4,59%.

Sepanjang triwulan pertama tahun ini, penjualan dan proyek berdasarkan konstruksi mendominasi pendapatan bersih Astra Graphia hingga Rp 345,79 miliar. Sementara dari sisi pemberi kerja, pihak ketiga adalah pemberi kerja terbanyak hingga sebesar Rp 514,83 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×