kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Astra ingin non otomotif sumbang 50% pendapatan


Jumat, 17 Oktober 2014 / 10:10 WIB
Astra ingin non otomotif sumbang 50% pendapatan
ILUSTRASI. Konsumsi rumah tangga dan investasi jadi penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Narita Indrastiti, RR Putri Werdiningsih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sulur gurita bisnis PT Astra International Tbk (ASII) makin menjalar ke mana-mana, terutama ke bisnis non-otomotif. Paling gres, grup konglomerasi bisnis ini merambah lini usaha konstruksi dengan mencaplok kontraktor PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

Upaya ini adalah strategi Astra untuk memperbesar porsi pendapatan dari sektor non-otomotif. Meskipun sejauh ini Astra masih tetap menggantungkan sumber pendapatannya dari bisnis otomotif. "Kami masih tetap di otomotif," Iwan Hadiantoro, Investor Relation Astra Internasional  kepada KONTAN, Kamis (16/10) 

Menurut Iwan, jangka panjang, Astra International merasa perlu mengoptimalkan lini bisnis yang lain di luar otomotif. "Komposisi bisnis ideal adalah 50% dari bisnis otomotif dan 50% lagi dari non otomotif," katanya. Ia memperkirakan komposisi ideal tersebut bisa tercapai lima sampai 10 tahun ke depan

Berdasarkan riset KONTAN, saat ini kontribusi bisnis otomotif menyokong sekitar 55% terhadap total pendapatan Astra. Sektor lain, seperti pertambangan, agribisnis, infrastruktur, teknologi informasi dan lainnya, menopang sekitar 45%.

Nah, salah satu langkah untuk mencapai keseimbangan bisnis adalah merangsek bidang lain seperti infrastruktur dan konstruksi. Di bisnis konstruksi, Astra menggebernya lewat anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR). Sebelum mencaplok Acset, UNTR sudah malang melintang menggarap bisnis kontraktor pertambangan melalui PT Pamapersada Nusantara.

Sayang, Iwan enggan menyebutkan target bisnis di bisnis konstruksi ini. Ia hanya  menyatakan, kehadiran Acset ini akan melengkapi portofolio bisnis konstruksi. "Mudah-mudahan bisa saling sinergi," harapnya.

Sementara itu, Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan  United Tractors mengaku hingga kini masih belum menyiapkan strategi khusus untuk mengembangkan Acset. Menurut dia perpindahan kepemilikan saham mayoritas tidak akan menyebabkan perubahan pengelolaan yang drastis. "Nanti Acset tetap yang jalan. Tugas kami sebagai pengendali adalah membukakan jalan," katanya.

Sara meyakini, kompetensi United Tractors yang selama ini banyak berkecimpung di bidang bisnis alat berat bisa membantu mendatangkan klien bagi Acest. Malah bisa jadi, ke depannya, seluruh pekerjaan konstruksi di Grup Astra akan menjadi tanggung jawab Acset. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×