Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Kontribusi paling besar dari bisnis sewa pelabuhan sebesar US$ 34,3 juta yang tumbuh 385% yoy dari sebelumnya US$ 7,61 juta. Kemudian segmen lainnya yakni sewa crusher sebesar US$ 13,7 juta.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk juga melesat hingga 478% yoy menjadi US$ 12,91 juta dari sebelumnya rugi bersih sebesar US$ 3,41 juta di periode yang sama tahun sebelumnya. Kurniawati menjelaskan pendapatan dan laba di periode ketiga tahun ini sudah sejalan dengan target yang ditetapkan sejak awal.
Kurniawati menjelaskan laba Astrindo mampu tumbuh pesat karena meningkatnya volume penanganan batubara pelanggan utama Astrindo. Selain itu karena biaya beban bunga dan restrukturisasi pinjaman yang dilakukan pada akhir 2018.
Baca Juga: Astrindo (BIPI) melanjutkan proyek Sumatra dan Kalimantan senilai US$ 2,5 miliar
Adapun sejauh ini, serapan capex Astrindo diperkirakan sekitar US$ 200.000. Kurniawati menyatakan serapan belanja modal di kuartal tiga tahun ini masih rendah karena lebih diarahkan untuk pemeliharaan. Adapun belanja modal akan bertambah saat proyek sudah berjalan yang diperkirakan berkisar US$ 2,5 miliar besarnya.
Upaya Astrindo untuk meningkatkan likuiditas penyerapan belanja modal, Kurniawati menjelaskan Astrindo harus menyelesaikan due diligence dan feasibility study hingga sembilan proyek infrastruktur di Kalimantan dan Sumatera bisa beroperasi. BIPI berharap proyek ini mulai on stream di semester I 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News