Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang memproses impor obat remdesivir dari India. Hal ini untuk mengatasi risiko kelangkaan obat untuk pasien Covid-19 di Indonesia.
Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto menuturkan, remdesivir merupakan produk obat yang diimpor oleh salah satu anak usaha Bio Farma, yakni PT Indofarma Tbk (INAF). Obat ini diimpor dari Mylan Laboratories Ltd di India dengan merek Desrem.
Remdesivir sendiri disebut-sebut sebagai salah satu obat terkait Covid-19 yang tergolong langka belakangan ini. Padahal, kasus Covid-19 di Indonesia sedang melonjak signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Keterbatasan remdesivir ini tak lepas dari kebijakan pemerintah India yang menutup keran perdagangan obat tersebut ke luar negeri. “Ini sehubungan dengan gelombang kedua Covid-19 yang terjadi di India. Namun, saat ini kebijakan embargo sudah dicabut,” terang Bambang, Rabu (30/6).
Baca Juga: Hati-hati! Jangan konsumsi Ivermectin tanpa pengawasan, ini efek sampingnya
Sayangnya, ia tidak membeberkan jumlah stok remdesivir terkini yang tersedia oleh Bio Farma maupun Indofarma.
Bambang melanjutkan, saat ini pihak Indofarma sedang mengurus proses impor remdesivir kembali dari India. Ditargetkan awal bulan Juli nanti sekitar 60.000 botol remdesivir akan mulai masuk ke Indonesia sehingga bisa segera didistribusikan ke pihak-pihak yang membutuhkan. “Ditargetkan awal Juli sudah akan masuk dan akan terus dilakukan importasi lagi sesuai dengan kebutuhan,” imbuhnya.
Berdasarkan berita sebelumnya, INAF mulai memasarkan obat remdesivir dengan merek dagang Desrem™ Remdesivir Inj 100mg pada Oktober tahun lalu. Perusahaan ini juga memproduksi obat Covid-19 lainnya yaitu Oseltamivir dengan kapasitas produksi sebanyak 4,9 juta kapsul per bulan.
Perusahaan lain yang memasarkan obat penanganan Covid-19 adalah PT Phapros Tbk (PEHA). Anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ini telah memproduksi beberapa obat terkait Covid-19 antara lain Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, Favipravir, Dexamethasone, dan Methylprednisolon.
Selanjutnya: Diizinkan untuk anak, bagaimana hasil uji klinis vaksin Sinovac?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News