kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aturan turunan mobil listrik belum terbit, DFSK masih ‘wait and see’


Kamis, 05 September 2019 / 15:59 WIB
Aturan turunan mobil listrik belum terbit, DFSK masih ‘wait and see’
ILUSTRASI. DFSK Glory 560


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perpres kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sudah terbit dan diundangkan sejak 12 Agustus 2019 lalu. Meski demikian, sejumlah aturan turunan mengenai ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan tersebut masih belum keluar.

Menanggapi situasi ini, sejumlah Agen Pemegang Merk (APM) PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) mengaku belum akan mengambil langkah untuk mulai menjual kendaraan listriknya di Indonesia.

Baca Juga: DFSK gencar penetrasi segmen medium SUV

“Ada yang namanya uji tipe, uji tipe yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, tapi kan itu akan ada kelanjutannya lagi, akan diatur kemudian, insentifnya akan diatur kemudian, kalau memang sudah diatur semua sudah detail itu, kita sudah bisa jualan,“ ujar Deputy Head PT Sokonindo Automobile, Ricky Humisar ketika ditemui di sela-sela acara Indonesia Electronic Motor Show 2019 (05/09).

Ricky mengatakan bahwa sebenarnya DFSK sudah memiliki kesiapan untuk memproduksi kendaraan listrik lalu kemudian melakukan penjualan di Indonesia. Namun demikian, belum tersedianya aturan turunan yang mengatur soal insentif dinilai berpotensi membuat beban produksi dan penjualan menjadi tinggi.

Hal ini menurutnya akan berimbas kepada tingginya harga penjualan yang tinggi serta rendahnya permintaan kendaraan listtrik.

Meski demikian, Ricky mengatakan bahwa pasar menunjukkan antusiasme yang baik terhadap produk-produk kendaraan listrik yang diproduksi oleh DFSK.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DFSK Indonesia terhadap sebanyak 400 sampel pada gelaran GAIKINDO Indonesia International Auto Show 2019 lalu, diketahui bahwa sebanyak 70% responden mengatakan tertarik terhadap produk-produk kendaraan listrik yang diproduksi oleh DFSK.

Meski begitu, responden yang menyatakan tertarik dan berminat untuk melakukan pembelian tidak mencapai 50%. Menurut Ricky, hal ini dipengaruhi oleh konteks regulasi pemerintah ketika survei dilakukan.

Baca Juga: DFSK mencatatkan pemesanan kendaraan hingga 2.000 unit di tujuh bulan pertama 2019

Catatan saja, ketika survei tersebut dilakukan, Perpres mengenai percepatan kendaraan listirk memang belum ditandatangani. Hal ini yang menurut Ricky membuat pasar di Indonesia bersikap hati-hati dalam melakukan pembelian mobil listrk ketika itu. “kalau kita lakukan survei lagi (sekarang) mungkin akan berbeda,“ tutur Ricky.

Meski belum bisa memsatikan kapan, Ricky mengatakan DFSK akan memboyong sejumlah kendaraan listriknya untuk dijual di Indonesia. Salah satu line up yang dipilih di antaranya yaitu DFSK Glory E3.

Sayangnya, Ricky belum bisa memberi informasi soal harga yang akan dipaok lantaran masih menunggu turunnya aturan mengenai insentif.
Sebagai informasi, DFSK Glory E3 dijual seharaga 2.00.000 Yuan di negara asalnya, Tiongkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×