Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Dalam lawatan ke Australia belum lama ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berhasil menjaring minat investor Australia untuk masuk ke sektor panas bumi dengan nilai investasi sebesar US$ 500 juta.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan, minat tersebut diungkapkan investor australia dalam pertemuan one on one meeting dengan para investor di Negeri Kangguru ini, Kamis(20/8).
Dalam pertemuan dengan BKPM, investor tersebut menjelaskan telah menjalin kesepakatan dengan PLN dan pemerintah daerah terkait guna membicarakan manfaat dari sisi ekonomi dan lingkungan.
“Kami mengharapkan mereka dapat segera mengajukan izin prinsip ke BKPM untuk mulai melaksanakan investasinya,” ungkap Franky dalam siaran resmi, Jumat (21/8).
Franky menambahkan, dalam pertemuan tersebut pihaknya memaparkan tentang reformasi perizinan sektor ketenagalistrikan yang seluruh prosesnya ditangani Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di BKPM.
Menurutnya, penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan dari 49 izin 923 hari kerja menjadi 25 izin 256 hari kerja. Franky juga menjelaskan tentang adanya 13 izin sektor kehutanan yang sudah disederhanakan proses dan waktunya.
“Penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan ini cukup meyakinkan mereka, karena concern mereka saat ini adalah persoalan perizinan dan ketersediaan lahan. Mereka dapat mengurusnya melalui PTSP Pusat di BKPM," ungkap Franky.
Selain itu, BKPM juga akan memfasilitasi investor tersebut untuk pengurusan izin dengan pemerintah daerah. Franky optimistis, masuknya investasi sektor geothermal ini dapat mendukung upaya pemerintah membangun program listrik 35.000 megawatt (MW) dan mengembangkan energi terbarukan.
Selain investasi sektor geothermal, investor Australia ini juga berminat untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan tenaga surya. Untuk investasi ini, BKPM merekomendasikan agar para investor menanamkan modal di wilayah Nusa Tenggara.
Sebelumnya Presiden Jokowi saat menghadiri acara The 4th Indonesia EBTEKE-ConEx 2015 dan 3rd Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2015 beberapa hari yang lalu, menyatakan pemerintah mendorong pertumbuhan pembangkit listrik tenaga geothermal dengan mempermudah pembebasan lahan dan perizinan penggunaan lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News