Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Asosiasi industri pesawat terbang atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) akan membahas pemberlakuan tambahan tarif fuel surcharge di bandara yang harga avturnya melebihi Rp 10.000 per liter.
Jika sudah disepakati bersama anggota, usulan tarif fuel surcharge akan disampaikan kepada pemerintah untuk ditetapkan.
Tengku Burhanudin, Sekretaris Jenderal INACA, mengatakan , usulan kepada pemerintah itu saat ini dalam tahap pembahasan dengan maskapai nasional yang tergabung dalam INACA. “Ini pilihan kami terkait harga avtur terus naik yaitu,” kata Tengku, Senin (9/4).
Menurutnya, INACA sacara organisasi belum memutuskan usulan tersebut. Namun, kata Tengku, usulan ini merupakan yang paling tepat untuk menekan tingginya biaya operasional akibat kenaikan harga bahan bakar pesawat tersebut.
Namun begitu, Djoko Murjatmodjo, selaku Direktur Angkutan Udara Kemenhub mengaku akan mengkaji jika ada usulan tarif avtur dari INACA tersebut. Namun begitu, Djoko bilang, Kemhub tetap mengacu Pasal 7 ayat (2) Keputusan Menteri Perhubungan No 26/ 2010 tentang Penetapan Tarif Batas untuk angkutan udara niaga berjadwal.
"Peraturan tersebut menyebutkan, jika harga avtur melebihi Rp 10.000 per liter dan kondisi itu menambah biaya operasi maskapai penerbangan sebesar 20% selama tiga bulan berturut-turut, maka maskapai diizinkan mengenakan fuel surcharge," tutur Djoko.
Berdasarkan data dari Pertamina Aviation, harga avtur periode 1-14 April 2012 untuk penerbangan domestik sudah melebihi Rp 10.000 per liter, khusus di bandara-bandara tertentu. Seperti: di Bandara Selaparang-Mataram dengan harga avtur Rp 11.165 per liter, Bandara Pattimura-Ambon Rp 11.671 per liter, Bandara Sepinggan-Balikpapan Rp 10.450 per liter, Bandara Eltari-Kupang Rp 11.165 per liter, Bandara Sam Ratulangi-Manado Rp 10.857 per liter, dan Bandara Supadio-Pontianak Rp 10.813 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
